Siswa Bermasalah di Cianjur Kunjungi Lapas: Upaya Pencegahan Kriminalitas
30 siswa SMP di Cianjur mengunjungi Lapas Kelas IIB sebagai bagian dari program pembinaan untuk mencegah tindak kriminal di masa depan, memberikan pemahaman langsung tentang kehidupan di penjara.

Sebanyak 30 siswa SMP di Cianjur, Jawa Barat, melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cianjur pada tanggal 12 Mei 2024. Kunjungan ini merupakan bagian dari program pembinaan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur untuk mencegah para siswa tersebut terjerumus ke dalam tindak kriminal.
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin, menjelaskan bahwa kunjungan ke lapas bertujuan untuk membentuk pola pikir siswa agar mereka menghindari perilaku yang dapat berujung pada hukuman penjara. "Ini salah satu rangkaian guna memberikan gambaran kalau mereka harus bersikap baik, taat aturan dan tidak berujung ke dalam penjara, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik agar masa depan mereka cerah," ujar Ruhli.
Program pembinaan ini tidak hanya mencakup kunjungan ke lapas, tetapi juga kegiatan di barak Batalyon Raider 300. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang komprehensif kepada siswa tentang konsekuensi dari tindakan kriminal dan pentingnya berperilaku baik. Dengan melihat langsung kehidupan di dalam lapas, diharapkan para siswa dapat merenungkan masa depan mereka dan menghindari perilaku menyimpang.
Melihat Realita Kehidupan di Lapas
Kepala Lapas Cianjur, Eris Ramdani, menjelaskan bahwa kunjungan siswa tidak termasuk melihat langsung sel tahanan. Para siswa hanya diajak berkeliling lapas didampingi petugas dan berinteraksi dengan warga binaan. Mereka mendengarkan pengalaman warga binaan yang terlibat kasus kekerasan dan penganiayaan.
Tujuannya adalah agar siswa mendapatkan gambaran nyata tentang konsekuensi tindakan kriminal. "Hal tersebut dilakukan agar mereka mendapat gambaran dan pemahaman sehingga tidak melakukan tindak pidana saat dewasa, karena ancamannya penjara," kata Eris. Selain itu, para siswa juga diajak melihat tempat pelatihan keterampilan bagi warga binaan, seperti pembuatan kerajinan tangan dan pertanian. Mereka juga mendengarkan harapan dari warga binaan yang ingin segera bebas.
Dengan demikian, program ini dirancang untuk memberikan efek jera dan memotivasi para siswa untuk berubah menjadi lebih baik. Pengalaman langsung melihat kehidupan di lapas diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi mereka.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Melalui program pembinaan ini, Disdikpora Cianjur berharap para siswa dapat menghindari masalah hukum dan fokus pada pendidikan. Kunjungan ke lapas diharapkan dapat menjadi titik balik bagi mereka untuk memperbaiki perilaku dan membangun masa depan yang lebih cerah. Dengan memahami konsekuensi dari tindakan kriminal, diharapkan mereka dapat membuat pilihan hidup yang bijak.
Program ini juga menekankan pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam membimbing anak-anak agar terhindar dari perilaku kriminal. Pembinaan yang komprehensif dan dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk membentuk generasi muda yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia.
Selain itu, program ini juga memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan keterampilan dan bakat mereka. Dengan mengikuti pelatihan keterampilan, mereka dapat mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik dan mandiri. Hal ini penting untuk mencegah mereka kembali melakukan tindakan kriminal karena faktor ekonomi atau kurangnya keterampilan.
Kesimpulan
Kunjungan 30 siswa SMP ke Lapas Cianjur merupakan langkah inovatif dalam upaya pencegahan kriminalitas di kalangan remaja. Program pembinaan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan membentuk generasi muda yang lebih baik di Cianjur.