Sofyan Bachmid Pimpin FKPT Sulteng, Fokus Cegah Radikalisme
Akademisi UIN Datokarama Palu, Sofyan Bachmid, resmi memimpin FKPT Sulteng periode 2025-2027 dengan fokus utama mencegah radikalisme dan terorisme melalui kolaborasi multisektor.

Palu, 2 Mei 2025 - Sofyan Bachmid, akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, resmi mengemban amanah sebagai Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk periode 2025-2027. Pelantikan yang berlangsung di Jakarta pada 23 April 2025 oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI ini menandai langkah strategis dalam upaya pencegahan radikalisme di wilayah tersebut. Pengurus FKPT Sulteng yang baru dilantik terdiri dari tokoh masyarakat lintas latar belakang, berkomitmen memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di Sulawesi Tengah.
Pembentukan kepengurusan FKPT Sulteng yang baru ini didasarkan pada pendekatan pentahelix, yang melibatkan unsur masyarakat sipil, akademisi, media, dan pemerintah daerah. Hal ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam melawan ancaman ideologi kekerasan dan ekstremisme. Struktur kepengurusan yang inklusif ini diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam menciptakan ketahanan sosial masyarakat Sulteng terhadap berbagai bentuk ancaman tersebut.
Kepala BNPT RI, Komjen Pol Eddy Hartono, dalam sambutannya pada pelantikan pengurus FKPT se-Indonesia menekankan pentingnya kesiapsiagaan nasional sebagai upaya terencana, terpadu, sistematis, dan berkelanjutan. Hal ini perlu dilakukan bersama kementerian/lembaga dan unsur masyarakat untuk mengantisipasi dan mencegah dini munculnya tindakan terorisme. Beliau juga mengutip pernyataan PBB yang menegaskan bahwa terorisme masih menjadi ancaman global yang persisten dan perlu diatasi secara kolektif, dengan memperkuat supremasi hukum, meningkatkan kemampuan aparat, dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan.
Strategi Pencegahan Radikalisme di Sulteng
Di bawah kepemimpinan Sofyan Bachmid, FKPT Sulteng akan fokus pada pencegahan radikalisme melalui berbagai program yang melibatkan kolaborasi multisektor. Struktur kepengurusan yang baru dibentuk berdasarkan pendekatan pentahelix, melibatkan unsur masyarakat sipil, akademisi, media, dan pemerintah daerah, menunjukkan komitmen untuk membangun sinergi yang kuat dalam menghadapi ancaman terorisme. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kepala BNPT RI yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan nasional dalam upaya pencegahan terorisme.
Sofyan Bachmid dibantu oleh Andi Musdalifah sebagai Sekretaris dan Awaluddin sebagai Bendahara. Beberapa bidang strategis juga telah dibentuk, masing-masing dipimpin oleh tokoh yang kompeten di bidangnya. Fery memimpin Bidang Agama, Sosial-Ekonomi, dan Budaya; Fauzi Lamboka memimpin Bidang Media Massa, Hukum, dan Hubungan Masyarakat; Rostiati memimpin Bidang Pemuda dan Pendidikan; Nurhayati memimpin Bidang Perempuan dan Anak; dan Moh. Irfan Mufti memimpin Bidang Pengkajian dan Penelitian. Struktur kepengurusan yang komprehensif ini mencerminkan komitmen FKPT Sulteng dalam menjalankan program pencegahan radikalisme secara efektif.
FKPT Sulteng juga berencana untuk menjalankan program secara mandiri dengan menggandeng pemerintah daerah, kementerian/lembaga, dan lembaga swadaya masyarakat (NGO). Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan program dan meningkatkan efektivitas upaya pencegahan radikalisme. Selain itu, FKPT Sulteng juga akan aktif terlibat dalam kegiatan yang diinisiasi oleh instansi pemerintah atau NGO sebagai bentuk sinergi dalam upaya bersama melawan terorisme.
Pendekatan Pentahelix dalam Pencegahan Terorisme
Pendekatan pentahelix yang diadopsi oleh FKPT Sulteng merupakan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah kompleks seperti terorisme. Dengan melibatkan berbagai aktor, mulai dari pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, hingga media, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat dan komprehensif dalam upaya pencegahan. Setiap aktor memiliki peran dan kontribusi yang berbeda, namun saling melengkapi dalam mencapai tujuan bersama.
Pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan regulasi, pendanaan, dan dukungan kebijakan. Akademisi berperan dalam memberikan kajian dan analisis yang mendalam tentang akar masalah terorisme. Masyarakat sipil berperan dalam melakukan advokasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Media berperan dalam menyebarkan informasi dan menumbuhkan kesadaran publik. Kolaborasi yang erat antar aktor ini diharapkan dapat menghasilkan strategi pencegahan terorisme yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Dengan struktur kepengurusan yang kuat dan komprehensif, serta pendekatan pentahelix yang inovatif, FKPT Sulteng di bawah kepemimpinan Sofyan Bachmid diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Komitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat sipil, menunjukkan keseriusan FKPT Sulteng dalam menjalankan misinya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai di Sulawesi Tengah.
"PBB menegaskan bahwa terorisme masih menjadi ancaman global yang persisten dan perlu terus diatasi secara kolektif," ujar Eddy Hartono, Kepala BNPT RI, menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam melawan terorisme. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan terorisme tidak hanya menjadi tanggung jawab satu negara, tetapi membutuhkan kerjasama global yang kuat.
FKPT Sulteng berkomitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan situasi terkini dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme. Dengan kolaborasi yang kuat dan strategi yang tepat, diharapkan FKPT Sulteng dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan Sulawesi Tengah yang aman, damai, dan sejahtera.