Tahukah Anda? Pramuka Buleleng Turun Tangan Bersihkan Sampah Plastik demi Edukasi Lingkungan
Pramuka Kwarcab Buleleng Bersih Sampah plastik di berbagai lokasi, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah. Bagaimana dampaknya?

Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Kabupaten Buleleng, Bali, menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dengan aktif terlibat dalam aksi bersih-bersih sampah. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kolektif untuk mengedukasi masyarakat luas mengenai pentingnya menjaga kebersihan. Fokus utama adalah penanggulangan sampah plastik sekali pakai yang terus menjadi isu krusial.
Aksi nyata ini dilaksanakan pada hari Sabtu, berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng. Lokasi yang menjadi sasaran utama adalah area sekitar Jembatan Desa Kubutambahan, tepat di seberang Kampus Stikes Buleleng II. Gerakan serentak serupa juga digelar di sembilan kecamatan lain di kabupaten ujung utara Pulau Dewata ini.
Sekretaris Kwarcab Buleleng, Ketut Susila Widiarsana, menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan membangun kesadaran publik untuk mengurangi timbulan sampah plastik dari sumbernya. Hal ini sekaligus mencegah pembuangan sampah sembarangan yang dapat mencemari lingkungan. Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu perubahan perilaku masyarakat.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Lingkungan Bersih
Pramuka Kwarcab Buleleng tidak bergerak sendiri dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan. Mereka bersinergi erat dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, menunjukkan bahwa penanganan sampah adalah tanggung jawab bersama. Kolaborasi ini mencerminkan semangat gotong royong dalam menghadapi isu lingkungan yang kompleks.
Menurut Ketut Susila Widiarsana, isu sampah telah menjadi perhatian nasional yang serius. Oleh karena itu, Pramuka merasa terpanggil untuk tidak hanya melakukan aksi fisik, tetapi juga berperan aktif dalam mengedukasi anggota dan masyarakat. Tujuannya agar setiap individu mampu mengelola sampah secara mandiri, dimulai dari lingkup rumah tangga.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Buleleng, Ni Nyoman Widiartami, sangat mengapresiasi langkah Pramuka ini. Beliau menekankan bahwa gerakan ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2019. Peraturan tersebut mengatur tentang pembatasan timbunan sampah plastik sekali pakai di seluruh Pulau Dewata.
DLH Buleleng secara aktif mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam penanganan sampah. Selain Pramuka, komunitas lingkungan, perguruan tinggi, dan Forum Anak Buleleng juga dilibatkan sebagai relawan. Ini menunjukkan pendekatan holistik dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Edukasi Komprehensif: Dari Pemilahan hingga Nilai Jual
Edukasi yang diberikan dalam aksi Pramuka Buleleng ini bersifat komprehensif, tidak hanya berfokus pada pengumpulan sampah. Peserta kegiatan, yang terdiri dari Pramuka Penegak, perwakilan tiap kecamatan, hingga masyarakat setempat, mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengelolaan sampah. Hal ini mencakup berbagai aspek praktis.
Salah satu poin penting edukasi adalah pemilahan sampah organik. Sampah jenis ini diajarkan untuk dapat diolah menjadi pupuk, memberikan nilai tambah dan mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Inisiatif ini mendorong praktik daur ulang yang berkelanjutan di tingkat rumah tangga.
Selain itu, pengelolaan sampah non-organik juga menjadi perhatian utama. Peserta diajarkan cara mengubah sampah non-organik menjadi barang bernilai jual. Ini membuka peluang ekonomi sekaligus mengurangi limbah, menunjukkan bahwa sampah bisa menjadi sumber daya jika dikelola dengan benar.
Aksi dan edukasi ini sejalan dengan tema Hari Pramuka 2025 yang menekankan kolaborasi demi ketahanan bangsa. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, Pramuka Buleleng berharap dapat menumbuhkan kesadaran kolektif. Tujuannya adalah menciptakan budaya peduli lingkungan yang berkelanjutan.
Harapan Berkelanjutan dan Dampak Positif
Pihak DLH Buleleng sangat berharap inisiatif yang telah dimulai oleh Pramuka Buleleng ini tidak berhenti sebagai acara seremonial semata. Mereka menginginkan agar gerakan ini menjadi pemicu bagi aksi berkelanjutan di masa mendatang. Keberlanjutan adalah kunci untuk mencapai dampak positif yang signifikan.
Edukasi dan aksi nyata akan terus dilaksanakan di masing-masing kecamatan di Buleleng. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengelolaan sampah berbasis sumber benar-benar berjalan efektif. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam mengurangi volume sampah dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Kolaborasi antara Pramuka, pemerintah daerah, dan masyarakat sipil merupakan fondasi kuat untuk menciptakan perubahan positif. Dengan adanya sinergi ini, Buleleng berpotensi menjadi contoh bagaimana komunitas dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ini demi masa depan yang lebih bersih dan sehat.