Tiga Profesor Baru UMM: Srikandi yang Mendorong Transformasi Pendidikan Indonesia
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengukuhkan tiga profesor perempuan baru di bidang Kajian Budaya, Pendidikan Biologi, dan Bahasa dan Sastra Indonesia, mendorong transformasi pendidikan yang adil dan inklusif.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mencetak sejarah baru dengan mengukuhkan tiga profesor perempuan sekaligus pada Sabtu lalu. Ketiga srikandi UMM ini berasal dari Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan masing-masing ahli di bidang yang berbeda. Pengukuhan ini menandai tonggak penting dalam upaya UMM untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam konteks kesetaraan gender dan transformasi sosial.
Prof. Trisakti Handayani dikukuhkan sebagai profesor bidang Ilmu Kajian Budaya, Prof. Elly Purwanti di bidang Ilmu Pendidikan Biologi, dan Prof. Sugiarti di bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga profesor ini telah memberikan kontribusi signifikan di bidang masing-masing, dan pengukuhan mereka diharapkan dapat menginspirasi generasi penerus untuk berkarya dan berinovasi dalam pendidikan.
Acara pengukuhan yang berlangsung di kampus UMM, Malang, ini menjadi momen bersejarah bagi kampus tersebut dan juga bagi dunia pendidikan di Indonesia. Keberhasilan UMM dalam menghasilkan tiga profesor perempuan sekaligus menunjukkan komitmen kampus dalam mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam dunia akademik.
Transformasi Pendidikan melalui Kajian Budaya dan Gender
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Trisakti Handayani mengangkat tema 'Kajian Budaya dan Isu Gender dalam Pendidikan di Indonesia'. Beliau menekankan bahwa pendidikan tidak netral, melainkan dipengaruhi konteks sosial, budaya, dan relasi kekuasaan. Kajian budaya, menurutnya, mampu mengungkap bagaimana pendidikan dapat mereproduksi ketidaksetaraan, namun juga berpotensi menjadi kekuatan transformatif untuk menciptakan keadilan dan inklusivitas.
Prof. Trisakti juga menyoroti pentingnya perspektif gender dalam pendidikan. Menurutnya, perspektif ini membantu mengungkap dan menantang bias dalam kurikulum, interaksi kelas, hingga tata kelola lembaga pendidikan. Pendidikan yang adil terhadap gender, bukan hanya menguntungkan perempuan, tetapi juga menciptakan ruang belajar demokratis yang optimal bagi semua peserta didik.
Di era globalisasi dan teknologi digital, pendidikan Indonesia menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas kultural. Prof. Trisakti menekankan pentingnya pendidikan transformatif yang menanamkan literasi kritis agar peserta didik mampu menyaring pengaruh budaya dan informasi secara reflektif. Reformasi pendidikan yang komprehensif, yang mempertimbangkan aspek budaya dan kesetaraan gender, sangat dibutuhkan.
Sinergitas antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, komunitas, dan keluarga menjadi kunci keberhasilan transformasi pendidikan. Prof. Trisakti mengutip Freire, yang menyatakan bahwa pendidikan harus menjadi praktik kebebasan yang membebaskan individu dari penindasan dan memberdayakan mereka sebagai agen perubahan sosial.
Profesor di Bidang Pendidikan Biologi dan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sementara itu, Prof. Elly Purwanti dan Prof. Sugiarti juga memberikan kontribusi penting di bidang masing-masing. Prof. Elly Purwanti, pakar di bidang Pendidikan Biologi, berfokus pada pengembangan metode pembelajaran biologi yang inovatif dan efektif. Sedangkan Prof. Sugiarti, ahli di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, menekankan pentingnya pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia di tengah arus globalisasi.
Pengukuhan ketiga profesor ini bukan hanya sebuah pencapaian individu, tetapi juga sebuah prestasi bagi UMM dan Indonesia. Kehadiran mereka di dunia pendidikan diharapkan dapat menginspirasi banyak perempuan untuk berkarier di bidang akademik dan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.
Ketiga profesor ini telah menunjukkan dedikasi dan komitmen yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Penelitian dan karya-karya mereka telah memberikan dampak positif yang signifikan, dan diharapkan akan terus memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan di Indonesia.
UMM patut diapresiasi atas keberhasilannya dalam mencetak tiga profesor perempuan sekaligus. Hal ini menunjukkan bahwa UMM berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang setara bagi perempuan dalam dunia akademik dan mendorong partisipasi perempuan dalam pembangunan bangsa.
Keberhasilan ini juga diharapkan dapat menginspirasi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk lebih memperhatikan kesetaraan gender dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi perempuan untuk berkarier di bidang akademik.
Kesimpulan
Pengukuhan tiga profesor perempuan dari UMM ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam memajukan pendidikan dan memberdayakan perempuan. Ketiga profesor ini, dengan keahliannya masing-masing, diharapkan dapat mendorong transformasi pendidikan di Indonesia menjadi lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.