TNI AL Target Bongkar 2 Kilometer Pagar Laut Per Hari di Tanjung Pasir
TNI AL menargetkan pembongkaran 2 kilometer pagar laut ilegal di Tanjung Pasir, Tangerang per hari, karena proses pencabutan lebih sulit daripada penanaman dan keterbatasan alat.
TNI Angkatan Laut (AL) membidik target ambisius: membongkar dua kilometer pagar laut ilegal per hari di Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) III Jakarta, menyampaikan target tersebut saat ditemui di lokasi pada Sabtu, 18 Januari 2024. Proses pembongkaran ini menindaklanjuti penyegelan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Proses pembongkaran pagar laut sepanjang 30 kilometer tersebut tidak mudah. Menurut Danlantamal III Jakarta, target dua kilometer per hari ditetapkan karena kendala teknis. Pencabutan pagar jauh lebih sulit daripada pemasangannya, terutama karena pagar telah tertanam berbulan-bulan. Kondisi ini membuat prosesnya menjadi lebih rumit dan membutuhkan waktu lebih lama.
Lebih lanjut, keterbatasan alat juga menjadi kendala. Kapal-kapal besar TNI AL kesulitan menjangkau lokasi karena kedalaman laut yang terbatas. Akibatnya, TNI AL hanya bisa mengerahkan kapal-kapal kecil dan menggandeng nelayan lokal untuk membantu proses pembongkaran. Pembongkaran dilakukan secara manual, dengan menarik bambu-bambu pagar menggunakan tali yang dikaitkan ke kapal nelayan.
Meskipun demikian, Danlantamal III Jakarta berharap dukungan dari instansi dan lembaga terkait dalam beberapa hari mendatang untuk mempercepat proses pembongkaran seluruh pagar laut. Proses ini penting karena pagar tersebut dinilai merugikan nelayan, dengan estimasi kerugian mencapai Rp9 miliar menurut Ombudsman RI. KKP juga sedang menyelidiki pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan pagar ilegal tersebut.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono, menyambut baik rencana pembongkaran pagar tersebut. Ombudsman RI sendiri sedang menyelidiki dugaan adanya malaadministrasi dalam pembangunan pagar laut yang dinilai merugikan nelayan dan masyarakat sekitar.
Pembongkaran pagar laut ilegal di Tanjung Pasir ini menjadi fokus perhatian karena dampaknya terhadap nelayan dan lingkungan. Proses pembongkaran yang manual dan membutuhkan waktu serta kerjasama berbagai pihak ini menjadi tantangan tersendiri bagi TNI AL. Keberhasilan TNI AL dalam menyelesaikan tugas ini akan memberikan dampak positif bagi ekonomi dan kehidupan nelayan di wilayah tersebut.
Ke depannya, diharapkan adanya koordinasi yang lebih baik antara instansi terkait untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Kasus ini juga menjadi pembelajaran penting dalam pengawasan pembangunan di wilayah pesisir untuk melindungi kepentingan nelayan dan lingkungan.