TNI AU Natuna Sukses Budidaya Ikan, Penuhi Kebutuhan Protein Prajurit
TNI AU Lanud Raden Sadjad Natuna berhasil panen 250 kg ikan lele dari program budidaya ikan air tawar, mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan prajurit.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) di Lanud Raden Sadjad (RSA), Natuna, Kepulauan Riau, berhasil mewujudkan program budidaya ikan air tawar untuk memenuhi kebutuhan protein prajurit. Program ini menjawab pertanyaan apa yang dilakukan (budidaya ikan), siapa yang melakukannya (TNI AU Lanud RSA Natuna), di mana (Natuna), kapan (baru saja panen pada 14 Mei 2025), mengapa (untuk memenuhi kebutuhan protein prajurit dan mendukung ketahanan pangan), dan bagaimana (dengan membangun kolam dan membudidayakan berbagai jenis ikan).
Komandan Lanud RSA Natuna, Kolonel Pnb I Ketut Adiyasa Ambara, menyatakan bahwa kolam ikan yang dibangun menggunakan terpal tersebut kini telah menghasilkan panen ikan lele sebanyak 250 kilogram. Ikan lele tersebut langsung dikonsumsi oleh prajurit Lanud RSA dan masyarakat sekitar. Suksesnya panen ini merupakan bukti nyata komitmen TNI AU dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Lebih lanjut, Kolonel Ambara menjelaskan bahwa program ini tidak hanya fokus pada pemenuhan protein, tetapi juga mencakup nutrisi lain. Inisiatif ini selaras dengan upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan.
Panen Raya Ikan Lele di Lanud RSA Natuna
Panen ikan lele yang mencapai 250 kilogram tersebut melibatkan seluruh personel Lanud RSA Natuna, termasuk para kepala dinas, komandan satuan, kepala satuan kerja, dan kepala seksi. Hal ini menunjukkan partisipasi aktif dan soliditas seluruh anggota dalam mendukung program ketahanan pangan satuan.
Kolonel Ambara menambahkan bahwa jenis ikan lain seperti nila, gurami, dan lobster juga dibudidayakan di kolam tersebut. Namun, panen untuk jenis ikan ini masih menunggu beberapa bulan ke depan karena benih ditebar pada awal Maret 2025. Program ini menunjukkan keseriusan TNI AU dalam memenuhi kebutuhan pangan prajuritnya.
Keberhasilan budidaya ikan ini juga menjadi contoh nyata sinergi antara TNI AU dan masyarakat sekitar. Hal ini sekaligus memperkuat hubungan baik dan kemitraan antara TNI AU dengan masyarakat di wilayah perbatasan.
RSA Farm: Solusi Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Selain budidaya ikan, Lanud RSA Natuna juga mengembangkan RSA Farm, sebuah lahan pertanian yang ditanami berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Program ini bertujuan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi prajurit, khususnya serat, vitamin, mineral, dan antioksidan.
Kepala Dinas Potensi Dirgantara (Kadispotdirga) Lanud RSA, Letkol Pnb Susilo Bekti Setiawan, menjelaskan bahwa RSA Farm dibangun di lahan kosong milik Lanud RSA. Program ini dirancang sebagai solusi berkelanjutan untuk mendukung kecukupan pangan satuan dan merupakan bagian dari optimalisasi ketahanan pangan.
Letkol Susilo menekankan komitmen Lanud RSA Natuna dalam mendukung penuh kegiatan ini. Ia juga menyampaikan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga untuk membangun kedekatan dengan masyarakat di wilayah perbatasan.
Dengan demikian, Lanud RSA Natuna tidak hanya berperan dalam menjaga kedaulatan negara, tetapi juga aktif berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan prajurit dan masyarakat sekitar melalui program ketahanan pangan yang inovatif dan berkelanjutan. Program ini menunjukkan komitmen TNI AU dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Total hasil panen mencapai 250 kilogram ikan lele yang dikonsumsi oleh warga Lanud dan masyarakat sekitar," ucap Kolonel Ambara.
"RSA Farm dibangun dengan memanfaatkan lahan kosong dan menjadi solusi berkelanjutan dalam mendukung kecukupan pangan satuan," ujar Letkol Susilo.
"Lanud juga membangun kedekatan dengan masyarakat di wilayah perbatasan," tambah Kolonel Ambara.