Tolikara Usul Jadi Pilot Project MBG di Papua Pegunungan
Pemkab Tolikara mengusulkan daerahnya menjadi percontohan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua Pegunungan, setelah sukses menjalankan program serupa dengan anggaran Rp5 miliar per tahun.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolikara, Papua Pegunungan, berharap menjadi contoh penerapan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah tersebut. Usulan ini muncul setelah Pemkab Tolikara sukses menjalankan program serupa, meskipun dengan keterbatasan anggaran. Program ini telah memberikan dampak positif bagi kesehatan anak-anak sekolah dan ibu hamil di daerah tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tolikara, Yosua Noak Douw, menyatakan bahwa program makan bergizi telah berjalan sejak tahun 2014 di Tolikara. Program ini, yang dinamai "Seribu Hari Pertama Kehidupan", secara konsisten memberikan makanan bergizi kepada ibu hamil, balita, dan anak usia sekolah. Meskipun mengalami kendala anggaran, program ini tetap berjalan dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat.
Selain "Seribu Hari Pertama Kehidupan", Pemkab Tolikara juga telah menjalankan program "Sarapan Sehat Anak Sekolah" atau "Sarasehans" sejak tahun 2023. Program ini menargetkan anak-anak sekolah dasar kelas I-IV di delapan dari 56 sekolah dasar di Tolikara. Anggaran yang dialokasikan untuk "Sarasehans" mencapai Rp5 miliar per tahun.
Sukses Program Sarasehans di Tolikara
Program "Sarasehans" di Tolikara terbukti efektif. Pemberian makanan bergizi yang dilakukan oleh petugas gizi berpengalaman telah memberikan dampak positif pada kesehatan dan pertumbuhan anak-anak. Yosua Noak Douw menjelaskan, "Program ini sudah berjalan dua tahun lebih dan dampaknya sangat signifikan karena mampu merangsang anak pergi ke sekolah dan pertumbuhan mereka pun baik serta orang tua tidak perlu menyiapkan sarapan bagi anak mereka."
Petugas gizi yang terlibat dalam program ini menyiapkan menu "Sarasehans" yang bervariasi setiap harinya, dengan memperhatikan komposisi dan takaran gizi yang tepat. Kombinasi antara beras dan makanan lokal seperti umbi-umbian dan sayuran menjadi ciri khas program ini. Hal ini tidak hanya memastikan asupan gizi yang seimbang, tetapi juga mendukung kearifan lokal.
Dengan keberhasilan program "Sarasehans", Pemkab Tolikara optimistis dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Papua Pegunungan dalam menerapkan program MBG. Pengalaman dan data yang telah dikumpulkan selama beberapa tahun terakhir akan menjadi modal berharga dalam mengembangkan dan memperluas program MBG di masa mendatang.
Dukungan Anggaran dan Keterlibatan Petugas Gizi
Program "Sarasehans" yang sukses di Tolikara juga didukung oleh anggaran yang cukup besar, yaitu Rp5 miliar per tahun. Anggaran ini dialokasikan untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah dasar. Besarnya anggaran menunjukkan komitmen Pemkab Tolikara terhadap program ini.
Selain anggaran, keberhasilan program ini juga berkat peran petugas gizi yang terlatih dan berpengalaman. Petugas ini bertanggung jawab untuk menyusun menu makanan yang bergizi dan seimbang, serta memastikan penyediaan makanan yang tepat waktu dan terkontrol. Keterlibatan petugas gizi profesional menjadi kunci keberhasilan program "Sarasehans".
Keberhasilan program "Sarasehans" menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang matang, anggaran yang memadai, dan keterlibatan tenaga profesional, program MBG dapat diimplementasikan secara efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah di daerah terpencil sekalipun.
Keberhasilan Tolikara dalam menjalankan program makan bergizi diharapkan dapat menjadi inspirasi dan contoh bagi daerah lain di Papua Pegunungan dalam meningkatkan gizi masyarakatnya. Program ini membuktikan bahwa dengan komitmen dan strategi yang tepat, masalah gizi buruk dapat diatasi.