UMKM Siap Hadapi MBG: Tiga Skema Penguatan Usaha Mikro
Kementerian UMKM menyiapkan tiga skema utama untuk mendukung pelaku UMKM yang terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), meliputi penguatan manajemen, pembiayaan, dan pengembangan ekosistem usaha berkelanjutan.
![UMKM Siap Hadapi MBG: Tiga Skema Penguatan Usaha Mikro](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000103.975-umkm-siap-hadapi-mbg-tiga-skema-penguatan-usaha-mikro-1.jpeg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) RI, Maman Abdurrahman, mengumumkan tiga skema utama untuk membantu pelaku UMKM yang berpartisipasi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Skema ini dirancang untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program yang berdampak besar bagi perekonomian nasional.
Penguatan Manajemen dan Kualitas Produksi
Skema pertama berfokus pada peningkatan manajemen dan kualitas produksi UMKM yang terlibat dalam MBG. Kementerian UMKM akan melakukan monitoring dan evaluasi secara ketat untuk memastikan standar operasional dan organisasi terjaga. "Ini akan menjadi objek monitoring dan evaluasi dari kementerian UMKM, untuk menjaga dari sisi keorganisasian dan manajemen operasionalnya," jelas Menteri Maman.
Peningkatan kualitas produk UMKM menjadi prioritas, sehingga produk yang dihasilkan sesuai standar dan memenuhi kebutuhan program MBG. Hal ini juga akan meningkatkan daya saing UMKM di pasar yang lebih luas.
Skema Pembiayaan yang Komprehensif
Skema kedua menyoroti pentingnya pembiayaan bagi UMKM. Memahami adanya proses administrasi, termasuk audit, yang berpotensi menghambat kelancaran modal kerja, Kementerian UMKM berkoordinasi dengan bank Himbara. Tujuannya adalah menyediakan skema pembiayaan bridging untuk mengatasi kendala tersebut.
"Kami memahami bahwa ada tahapan-tahapan administratif yang harus dilalui, termasuk audit, yang dapat mempengaruhi kelancaran modal kerja UMKM. Oleh karena itu, kami telah berkoordinasi dengan bank Himbara untuk menyiapkan skema pembiayaan bridging bagi UMKM," ungkap Menteri Maman. Skema ini diharapkan dapat memberikan solusi finansial yang tepat dan tepat waktu bagi para pelaku UMKM.
Membangun Ekosistem Usaha Berkelanjutan
Skema ketiga bertujuan membangun ekosistem usaha yang berkelanjutan. Program MBG tidak hanya dilihat sebagai peluang ekonomi jangka pendek, tetapi juga sebagai fondasi ekosistem usaha besar di sektor UMKM. Menteri Maman menekankan potensi subsektor makanan sebagai penggerak utama ekosistem ini.
"Selain subsektor industri, kerajinan tangan, dan fesyen, subsektor makanan kini menjadi salah satu unggulan yang berpotensi membangun ekosistem usaha yang luas dan berkelanjutan," katanya. Program ini diharapkan dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional, khususnya dalam mendorong pertumbuhan UMKM di sektor pangan.
Lebih lanjut, Menteri Maman menjelaskan, "Dengan adanya pergerakan ekonomi dan peluang usaha baru, kita sedang membangun ekosistem usaha baru di sektor pangan. Hampir semua aspek dalam rantai pasok program ini melibatkan UMKM, baik dari hulu hingga hilir." Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberdayakan UMKM secara menyeluruh.
Kolaborasi dengan Kampus: Pusat Keunggulan MBG
Kementerian UMKM juga melihat potensi besar kolaborasi dengan kampus, khususnya 'Center of Excellence Program Makan Bergizi Gratis' di Kampus IPB Dramaga Bogor. Kolaborasi riset dengan perguruan tinggi dinilai penting untuk mendukung UMKM di sektor pangan dan pertanian.
Menteri Maman menyatakan, "Kalau kita bicara dalam konteks komersialisasi, ini bisa menjadi peluang usaha bagi pihak kampus untuk terlibat dalam berbagai sektor bisnis." Kementerian UMKM terbuka untuk berkolaborasi dengan IPB dan perguruan tinggi lain untuk memanfaatkan laboratorium riset bagi pengembangan sektor pangan dan pertanian. Ini menunjukkan komitmen untuk menciptakan inovasi dan solusi berkelanjutan bagi UMKM.