Unja Survei 7.023 Hektare Lahan Rawa untuk Optimalisasi Pangan Nasional
Universitas Jambi (Unja) melakukan survei lahan rawa seluas 7.023 hektare di tujuh kabupaten untuk optimalisasi lahan dan penguatan ketahanan pangan nasional, bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jambi.

Universitas Jambi (Unja) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) tengah melakukan survei Investigasi Desain (SID) lahan rawa seluas 7.023 hektare. Survei ini merupakan upaya strategis untuk optimalisasi lahan dan penguatan ketahanan pangan nasional. Survei melibatkan 23 tenaga ahli dari berbagai program studi Unja dan dilaksanakan di tujuh kabupaten di Provinsi Jambi. Kerja sama ini diinisiasi oleh Unja dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Provinsi Jambi.
Rektor Unja, Prof. Helmi, menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen Unja dalam berkontribusi pada proyek strategis nasional. "Ini adalah bentuk nyata penguatan peran Unja dalam pembangunan daerah," ujar Prof. Helmi. Beliau menekankan bahwa SID tidak hanya menghasilkan data, tetapi juga menciptakan dampak langsung terhadap ketahanan pangan di Provinsi Jambi.
Survei yang melibatkan mahasiswa tingkat akhir ini mencakup tujuh kabupaten, 28 kecamatan, 130 desa, 130 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan 233 Kelompok Tani (Poktan). Keterlibatan lintas program studi unggulan Unja, seperti Teknik Sipil, Hidrologi, Agroekoteknologi, Agribisnis, dan Biodesi, menunjukkan kesiapan akademik Unja dalam menjawab tantangan nasional terkait ketahanan pangan.
Survei Lahan Rawa untuk Ketahanan Pangan Nasional
Provinsi Jambi, sebagai salah satu dari 14 provinsi yang mendapat mandat Optimalisasi Lahan Rawa (OPLAH) dari pemerintah pusat, menargetkan optimalisasi lebih dari 12.000 hektare lahan rawa hingga tahun 2025. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, Rumusdar, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendukung program swasembada pangan nasional. "Kami sudah berkoordinasi dengan bupati, camat, hingga kepala desa agar pelaksanaan survei ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Kami harap hasil SID dapat menghasilkan output sekaligus outcome yang berdampak langsung pada keberlanjutan program pangan nasional," kata Rumusdar.
Pelaksanaan survei dibagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah barat (Sungai Penuh, Kerinci, Bungo, Tebo) dan wilayah timur (Batanghari, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur). Para surveyor ditargetkan menyelesaikan survei dalam waktu maksimal tiga bulan. Hal ini menunjukkan komitmen dan efisiensi dalam pelaksanaan program ini.
Ketua SID Unja, Prof. Rosyani, menjelaskan bahwa ini merupakan tahun kelima Unja dipercaya menjalankan program SID. Ia juga menekankan peran penting sumber daya manusia Unja dan fasilitas kampus, termasuk laboratorium teknik sipil dengan teknologi drone industri dan alat ukur canggih, dalam menunjang keakuratan survei.
Teknologi dan Kolaborasi dalam Survei
Penggunaan teknologi drone dan alat ukur canggih menunjukkan komitmen Unja dalam menerapkan teknologi modern untuk meningkatkan akurasi data. Kolaborasi antara Unja dan Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jambi juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Keterlibatan berbagai pihak, mulai dari akademisi, mahasiswa, hingga pemerintah daerah, menunjukkan sinergi yang kuat dalam upaya mencapai ketahanan pangan nasional.
Data yang diperoleh dari survei ini akan sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pelaksanaan program OPLAH di Provinsi Jambi. Hasil survei diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan komprehensif tentang kondisi lahan rawa, sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan yang tepat dalam upaya optimalisasi lahan untuk peningkatan produksi pangan.
Keberhasilan survei ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya optimalisasi lahan rawa untuk ketahanan pangan. Program ini juga menunjukkan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung program pemerintah dan berkontribusi pada pembangunan nasional.
Dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan teknologi modern, survei ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi pangan dan ketahanan pangan di Indonesia. Kolaborasi yang kuat antara Unja, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
Survei lahan rawa seluas 7.023 hektare ini merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Hasil survei akan menjadi dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan program optimalisasi lahan rawa yang lebih terarah dan efektif.