Wagub Jateng: Perempuan, Garda Terdepan Cegah Perkawinan Anak
Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen, menekankan peran penting perempuan dalam mencegah perkawinan anak di Jawa Tengah yang masih tinggi, mencapai 7.903 kasus di tahun 2025.

Jawa Tengah masih menghadapi tantangan serius terkait perkawinan anak, dengan angka kasus yang cukup mengkhawatirkan. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, atau yang akrab disapa Gus Yasin, mengungkapkan bahwa pada tahun 2025 tercatat 7.903 kasus perkawinan anak di wilayah tersebut. Dari jumlah tersebut, 1.821 kasus melibatkan anak laki-laki, sementara sisanya anak perempuan. Peristiwa ini terjadi di berbagai wilayah Jawa Tengah dan menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Gus Yasin menyampaikan keprihatinannya terkait dampak negatif perkawinan anak, khususnya bagi anak perempuan. Perkawinan di usia anak berpotensi menghilangkan kesempatan mereka untuk mengenyam pendidikan, serta berdampak pada kesiapan ekonomi dan kesehatan reproduksi. Risiko kekerasan dalam rumah tangga, keguguran, kematian ibu dan anak, serta stunting juga meningkat signifikan.
Pernyataan tersebut disampaikan Gus Yasin saat acara Pengukuhan dan Pelantikan TP PKK, Bunda Literasi, Tim Pembina Posyandu Jateng, serta Pembukaan Orientasi dan Pelatihan Paralegal Tahun 2025 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Senin (21/4).
Peran Strategis Perempuan dalam Pencegahan
Gus Yasin menegaskan peran strategis perempuan, termasuk kaum ibu, dalam upaya menekan angka perkawinan anak. Ia menekankan bahwa perempuan merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya, dan perkawinan di usia anak akan menghambat peran vital tersebut. "Kalau menikahnya di usia anak, bagaimana perempuan ini nantinya bisa menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya?," ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Yasin menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam pembangunan daerah, terutama sebagai garda terdepan dalam melindungi sesama perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas. Peran ini dapat diimplementasikan melalui berbagai program, seperti Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), posyandu, dan program Bunda Literasi.
Ia berharap agar seluruh kader perempuan di Jawa Tengah dapat mewarisi semangat juang Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan dan kesejahteraan perempuan. "Kartini bukan hanya milik Indonesia, tapi menjadi sosok yang mendunia. Maka kita sangat berharap, perempuan-perempuan Jateng dapat mewarisi semangat Kartini yang hebat dan visioner," kata Gus Yasin.
Menggali Semangat Kartini untuk Perlindungan Perempuan dan Anak
Dalam konteks Hari Kartini, Gus Yasin mengajak seluruh kader perempuan di Jawa Tengah untuk memaknai semangat juang Kartini. Ia menekankan pentingnya meneruskan perjuangan Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan. Hal ini sangat relevan dengan upaya pencegahan perkawinan anak, mengingat perempuan memiliki peran krusial dalam keluarga dan masyarakat.
Dengan mengimplementasikan semangat Kartini, diharapkan perempuan Jawa Tengah dapat lebih aktif dalam mencegah perkawinan anak dan melindungi hak-hak perempuan serta anak. Partisipasi aktif perempuan dalam berbagai program pemerintah, seperti TP PKK dan Posyandu, sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Melalui kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, khususnya peran aktif perempuan, diharapkan angka perkawinan anak di Jawa Tengah dapat ditekan secara signifikan. Upaya ini memerlukan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak dan melindungi hak-hak mereka.
Perkawinan anak bukan hanya masalah individu, melainkan masalah sosial yang memerlukan penanganan serius. Dengan memahami dampak negatifnya dan peran penting perempuan dalam pencegahan, diharapkan dapat tercipta generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Kesimpulan: Peran perempuan sangat krusial dalam upaya pencegahan perkawinan anak di Jawa Tengah. Dengan mengimplementasikan semangat Kartini dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka perkawinan anak dapat ditekan dan tercipta generasi yang lebih baik.