Waspada Cuaca Ekstrem! BPBD Jayawijaya Imbau 21 Distrik di Bantaran Sungai Baliem
BPBD Jayawijaya mengimbau warga di 21 distrik yang berada di bantaran Sungai Baliem untuk waspada cuaca ekstrem yang menyebabkan naiknya permukaan sungai dan kerusakan lahan pertanian.
![Waspada Cuaca Ekstrem! BPBD Jayawijaya Imbau 21 Distrik di Bantaran Sungai Baliem](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/110051.277-waspada-cuaca-ekstrem-bpbd-jayawijaya-imbau-21-distrik-di-bantaran-sungai-baliem-1.jpg)
Waspada Cuaca Ekstrem! BPBD Jayawijaya Imbau 21 Distrik di Bantaran Sungai Baliem
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayawijaya, Papua, mengeluarkan imbauan waspada cuaca ekstrem kepada warga di 21 distrik yang berada di sepanjang bantaran Sungai Baliem. Imbauan ini dikeluarkan menyusul hujan deras yang terus-menerus terjadi dan menyebabkan naiknya permukaan air sungai. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Kepala BPBD Jayawijaya, Edison Wetipo, di Wamena pada Jumat, 7 Juli 2023.
Sungai Baliem Naik, Ancaman Bagi Warga
Menurut Edison Wetipo, curah hujan yang tinggi mengakibatkan Sungai Baliem meluap dari kondisi normalnya. "Dengan kondisi hujan maka Sungai Baliem naik dari kondisi normal sehingga warga harus waspada segala kemungkinan yang dapat terjadi," kata Wetipo. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius bagi penduduk di 21 distrik yang bermukim di sepanjang aliran sungai tersebut. Dari total 40 distrik di Kabupaten Jayawijaya, 21 distrik berada di area rawan terdampak banjir Sungai Baliem.
BPBD Jayawijaya menghimbau warga untuk segera mencari tempat yang lebih aman sebagai langkah antisipasi. "Kami minta supaya warga dapat mencari tempat yang lebih aman sementara sambil menunggu cuaca kembali normal dan air Sungai Baliem menyusut ke posisi biasa," ujar Wetipo. Langkah ini penting untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan kerugian yang lebih besar.
Kerusakan Lahan Pertanian dan Upaya Penanganan
Naiknya permukaan air Sungai Baliem juga berdampak signifikan terhadap sektor pertanian. Banyak lahan pertanian milik warga di 21 distrik tersebut mengalami kerusakan bahkan gagal panen akibat banjir. "Dia menjelaskan dengan air Sungai Baliem yang naik maka sejumlah lahan pertanian milik warga di 21 distrik tersebut mengalami kerusakan atau gagal panen," ungkap Wetipo. Kerusakan pertanian ini tentu akan berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
BPBD Jayawijaya menyadari bahwa penanganan bencana ini membutuhkan kerjasama lintas sektoral. "Kondisi ini kami tidak bisa menanganinya sendiri melainkan membutuhkan dukungan dari organisasi perangkat daerah (OPD) lain untuk sama-sama mencari solusi," jelas Wetipo. Koordinasi dengan OPD lain sangat penting untuk memastikan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan dapat tersalurkan dengan efektif dan efisien.
Keterbatasan Anggaran dan Upaya Kolaborasi
Meskipun menghadapi keterbatasan anggaran, BPBD Jayawijaya tetap berkomitmen untuk membantu masyarakat yang terdampak. "Kami kalau soal anggaran tidak bisa berbicara banyak karena keterbatasan, tetapi selalu melaporkan ke pimpinan untuk sama-sama memecahkan kondisi tersebut," ungkap Wetipo. Mereka terus berupaya untuk mendapatkan dukungan dan solusi dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini.
BPBD Jayawijaya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi terbaik bagi warga yang terdampak. Upaya kolaborasi ini diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari cuaca ekstrem dan membantu mengembalikan aktivitas masyarakat ke kondisi normal. Situasi ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan pentingnya kerjasama antar lembaga dalam penanggulangan bencana.
Kesimpulan
Imbauan waspada cuaca ekstrem dari BPBD Jayawijaya kepada 21 distrik di bantaran Sungai Baliem merupakan langkah penting untuk melindungi warga dari potensi bahaya banjir. Kerusakan lahan pertanian akibat banjir juga menjadi perhatian serius yang membutuhkan penanganan kolaboratif dari berbagai pihak. Semoga situasi ini dapat segera teratasi dan masyarakat dapat kembali beraktivitas normal.