Waspada! Dokter: Demam Berdarah Dengue Ancam Ribuan Nyawa di Indonesia
Dokter Dirga Sakti Rambe mengingatkan masyarakat akan bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) yang telah menyebabkan 1.400 kematian di Indonesia pada tahun 2024 dan menyerukan kewaspadaan.

Indonesia menghadapi ancaman serius dari Demam Berdarah Dengue (DBD). Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, dalam acara media briefing "Waspada DBD, Lindungi Keluarga, Selamatkan Masa Depan", mengungkapkan keprihatinannya terhadap angka kematian akibat DBD yang tinggi di Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan di Jakarta pada Rabu, 23 April. Beliau menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat karena DBD merupakan penyakit yang berisiko fatal.
"DBD itu tidak boleh dianggap penyakit biasa. Karena bicara DBD itu bicara kematian. Kita kalau bicara ISPA, mungkin tidak langsung kepada kematian. Tapi kalau DBD itu kematian," tegas dr. Dirga Sakti Rambe. Angka kematian akibat DBD di Indonesia memang mengkhawatirkan. Pada tahun 2024 saja, tercatat 1.400 jiwa meninggal dunia karena penyakit ini. Angka ini menunjukkan urgensi penanganan DBD di Indonesia.
Lebih lanjut, dr. Rambe menjelaskan bahwa Indonesia berkontribusi signifikan terhadap angka kematian global akibat DBD. "Tahun 2024, angka kematiannya 1.400. Sementara data kematian global itu sekitar 10 ribuan jiwa. Berarti 10 persen kematian DBD dunia itu berasal dari Indonesia. Itu tinggi sekali. Seharusnya kita tidak boleh menganggap itu biasa saja," imbuhnya. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan tenaga kesehatan.
Bahaya Demam Berdarah Dengue dan Upaya Pencegahan
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, telah menetapkan target ambisius untuk menekan angka kematian akibat DBD. Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menyatakan target nol kematian akibat virus dengue pada tahun 2030. Target ini akan dicapai melalui berbagai strategi, termasuk pencegahan, terapi awal dan dini, serta inovasi pengobatan, salah satunya pengembangan vaksin.
Strategi pencegahan yang diterapkan meliputi kampanye edukasi publik yang masif. Pada Rabu, 23 April, Kementerian Kesehatan meluncurkan kampanye pencegahan demam berdarah melalui berbagai media, seperti video, situs web, dan pesan WhatsApp. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya DBD dan mendorong tindakan pencegahan.
Kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan DBD. "Kampanye ini menjadi titik awal dari lahirnya gelombang kepedulian dan aksi nyata dari seluruh elemen masyarakat tentang dengue ini dan kita harapkan angka kematian dengue pada 2030 bisa nol," ujar Dante Saksono Harbuwono. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Selain kampanye, pemerintah juga fokus pada terapi awal dan dini serta inovasi pengobatan. Terapi yang tepat dan cepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien DBD dan mengurangi risiko kematian. Pengembangan vaksin juga menjadi salah satu prioritas untuk mencegah penyebaran virus dengue.
Langkah-langkah Pencegahan Demam Berdarah Dengue
Masyarakat dapat berperan aktif dalam mencegah penyebaran DBD dengan melakukan beberapa langkah sederhana. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
- Membersihkan lingkungan sekitar: Pastikan lingkungan rumah dan sekitarnya bersih dari genangan air, tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
- Menggunakan anti nyamuk: Gunakan lotion anti nyamuk, obat nyamuk bakar, atau alat pengusir nyamuk lainnya, terutama di waktu senja dan subuh.
- Memakai pakaian tertutup: Lindungi tubuh dari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan.
- 3M Plus: Mengikuti program 3M Plus (Menguras, Menutup, Memanfaatkan, dan Plus yaitu menambah kegiatan lain seperti menaburkan bubuk abate).
Dengan meningkatkan kesadaran dan melakukan upaya pencegahan secara bersama-sama, kita dapat mengurangi risiko kematian akibat DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Jangan anggap remeh DBD, lindungi diri dan keluarga Anda.