Waspada! Gelombang Tinggi 2,5 Meter Ancam Perairan Aceh
BMKG memperingatkan potensi gelombang laut setinggi 2,5 meter di perairan Sabang hingga Simeulue, Aceh, dari 18 hingga 21 Februari 2025, mengancam keselamatan nelayan dan kapal.

Banda Aceh, 18 Februari 2025 - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan gelombang laut tinggi yang berpotensi mencapai 2,5 meter di perairan Aceh. Peringatan ini berlaku mulai Sabtu, 18 Februari 2025 pukul 07.00 WIB hingga Selasa, 21 Februari 2025 pukul 07.00 WIB. Wilayah yang terdampak meliputi perairan Sabang hingga Simeulue, menuntut kewaspadaan tinggi dari masyarakat, khususnya para nelayan.
Ancaman Gelombang Tinggi di Perairan Aceh
Prakirawan BMKG, Khairul Akbar, menjelaskan bahwa gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan akan melanda beberapa wilayah perairan di Aceh. Wilayah-wilayah tersebut meliputi perairan Sabang-Banda Aceh, Aceh Besar-Meulaboh, Aceh Barat Daya-Simeulue, Aceh Singkil-Pulau Banyak, dan perairan selatan Simeulue. Tinggi gelombang yang signifikan ini tentu menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan para nelayan dan aktivitas maritim lainnya.
Penyebab utama gelombang tinggi ini, menurut Khairul Akbar, adalah adanya belokan angin (shearline) dan pola siklonik di Samudera Hindia sebelah barat Aceh. Kondisi atmosfer ini menciptakan dinamika laut yang cukup signifikan, sehingga memicu peningkatan tinggi gelombang. Selain itu, angin yang umumnya bertiup dari timur laut hingga timur dengan kecepatan 4-20 knot juga turut berkontribusi pada kondisi ini.
Risiko bagi Nelayan dan Kapal Tongkang
BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan bagi para nelayan dan operator kapal tongkang. Gelombang tinggi dan angin kencang dapat mengancam keselamatan mereka di laut. Khairul Akbar menjelaskan ambang batas risiko. Perahu nelayan dianggap berisiko jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Sementara itu, kapal tongkang menghadapi risiko jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Oleh karena itu, BMKG mengimbau agar nelayan dan operator kapal untuk memperhatikan peringatan dini ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Imbauan dan Rekomendasi Keselamatan
Mengingat potensi bahaya yang cukup signifikan, BMKG memberikan beberapa imbauan penting. Para nelayan dan operator kapal tongkang sangat disarankan untuk menunda aktivitas melaut selama periode peringatan dini ini berlaku. Jika terpaksa harus melaut, pastikan untuk selalu memantau kondisi cuaca dan gelombang secara berkala. Perlengkapan keselamatan seperti pelampung dan alat komunikasi juga harus dipastikan dalam kondisi baik dan siap digunakan. Koordinasi dengan pihak terkait, seperti otoritas pelabuhan dan SAR, juga sangat penting untuk memastikan keselamatan.
Selain itu, masyarakat di pesisir pantai juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi dampak gelombang tinggi, seperti abrasi pantai dan banjir rob. Memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari pihak berwenang sangatlah penting untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi. Keselamatan dan kewaspadaan merupakan kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam seperti ini.
Kesimpulan
Peringatan dini BMKG tentang gelombang tinggi di perairan Aceh merupakan informasi penting yang harus direspons dengan serius. Kewaspadaan dan langkah-langkah antisipasi yang tepat dari para nelayan, operator kapal, dan masyarakat pesisir sangat diperlukan untuk meminimalisir risiko kerugian dan menjaga keselamatan jiwa. Dengan memperhatikan imbauan dan rekomendasi dari BMKG, diharapkan dampak negatif dari gelombang tinggi ini dapat diminimalisir.