Waspada! Gelombang Tinggi 2,5 Meter Berpotensi Terjang Perairan Sumut
BMKG memprakirakan gelombang laut setinggi 1,5 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di perairan Sumatera Utara hingga 26 Maret 2025, mengancam keselamatan pelayaran nelayan.

Medan, 24 Maret 2025 - Nelayan dan seluruh pemangku kepentingan di Sumatera Utara (Sumut) diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang laut setinggi 1,5 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di beberapa perairan Sumut. Peringatan ini dikeluarkan menyusul potensi gangguan terhadap aktivitas pelayaran akibat kondisi cuaca tersebut.
Indah Riandiny, Prakirawan Stasiun Meteorologi kelas II Maritim Belawan, menyampaikan informasi penting ini dari Medan pada Senin. Ia menjelaskan potensi gelombang tinggi tersebut akan terjadi di beberapa wilayah perairan Sumut. Ancaman ini perlu diantisipasi oleh para nelayan dan pihak terkait lainnya guna mencegah kecelakaan maritim.
BMKG memberikan peringatan dini akan potensi gelombang tinggi ini untuk memastikan keselamatan para nelayan dan aktivitas maritim di perairan Sumut. Informasi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi nelayan dalam menentukan keputusan untuk melaut, sehingga risiko dapat diminimalisir.
Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Sumut
Prakirawan Indah Riandiny memaparkan, gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia barat Kepulauan Nias, Perairan Kepulauan Batu, dan perairan barat Sumatera Utara. Kondisi serupa juga diperkirakan terjadi di perairan barat Kepulauan Baru dan perairan barat Kepulauan Nias. BMKG memprediksi potensi gelombang tinggi ini akan berlangsung hingga 26 Maret 2025.
Tinggi gelombang yang mencapai 2,5 meter tentu saja sangat membahayakan bagi kapal-kapal kecil. Nelayan dan operator kapal perlu memperhatikan informasi peringatan dini dari BMKG dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan sebelum melaut. Keselamatan jiwa dan harta benda harus menjadi prioritas utama.
BMKG juga menjelaskan bahwa bibit siklon tropis terpantau di Samudera Hindia sebagai pemicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang beraktivitas di laut.
Antisipasi dini sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi. Dengan memperhatikan peringatan dini dari BMKG, diharapkan nelayan dapat mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat dan meminimalisir potensi bahaya.
Faktor Pemicu Gelombang Tinggi
Indah Riandiny menjelaskan bahwa keberadaan bibit siklon tropis di 97,6 derajat Bujur Timur (BT) dan 15,5 derajat Lintang Selatan (LS) di Samudera Hindia barat daya Lampung, serta di 113,7 derajat BT dan 14,4 derajat LS di selatan Jawa, menjadi faktor utama peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan Sumut.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot. Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian selatan, angin umumnya bergerak dari barat daya ke barat laut dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot. Perbedaan kecepatan dan arah angin ini turut berkontribusi pada peningkatan tinggi gelombang.
Informasi mengenai kecepatan dan arah angin ini penting bagi nelayan untuk memperhitungkan kondisi cuaca sebelum melaut. Dengan memahami pola angin, nelayan dapat memperkirakan potensi bahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
BMKG mengimbau masyarakat pesisir untuk selalu memantau informasi cuaca dan gelombang laut secara berkala. Peringatan dini ini bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan laut dan kerugian ekonomi bagi nelayan.
Seluruh pemangku kepentingan diimbau untuk bekerja sama dalam memberikan informasi dan edukasi kepada nelayan guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gelombang tinggi di perairan Sumatera Utara.