Waspada! Gelombang 2,5 Meter Ancam Perairan Nias, Nelayan Diminta Siaga
Stasiun Meteorologi Maritim Belawan memperingatkan potensi gelombang tinggi hingga 2,5 meter di Samudera Hindia Barat Kepulauan Nias dan sekitarnya pada 18-21 Maret 2025, meminta nelayan dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Medan, 18 Maret 2025 - Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan, Medan, mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang mengancam perairan di sekitar Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Gelombang dengan ketinggian diperkirakan mencapai 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia Barat Kepulauan Nias. Peringatan ini ditujukan kepada para nelayan dan seluruh pemangku kepentingan di wilayah tersebut.
Peringatan dini ini disampaikan menyusul prakiraan cuaca yang menunjukkan potensi gelombang tinggi tersebut. Gelombang dengan ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter tidak hanya diperkirakan terjadi di Samudera Hindia Barat Kepulauan Nias, tetapi juga berpotensi terjadi di Perairan Barat Kepulauan Nias dan Perairan Barat Kepulauan Batu. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan para nelayan yang tengah melaut.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan, Rizki Fadhillah Pratama Putra, menjelaskan bahwa potensi gelombang tinggi ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. "Kondisi tersebut berpotensi terjadi mulai 18 hingga 21 Maret 2025," katanya dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Selasa (18/3).
Ancaman Bibit Siklon Tropis 91S
Salah satu faktor penyebab potensi gelombang tinggi ini adalah keberadaan bibit siklon tropis 91S yang terpantau di Samudera Hindia Selatan Jawa Barat. Bibit siklon ini bergerak menuju arah Barat Daya-Barat dan berpotensi meningkatkan kecepatan angin serta ketinggian gelombang di wilayah perairan Nias. Kondisi ini memerlukan kewaspadaan ekstra dari para nelayan dan pihak terkait.
Selain itu, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot. Sementara di wilayah Indonesia bagian selatan, angin umumnya bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 6-30 knot. Perbedaan kecepatan angin ini turut berkontribusi pada potensi gelombang tinggi yang terjadi.
Kondisi kecepatan angin dan tinggi gelombang yang ekstrem ini tentu saja membahayakan aktivitas pelayaran, khususnya bagi nelayan yang menggunakan perahu kecil. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi hal yang sangat penting.
Rekomendasi Keamanan Bagi Nelayan dan Kapal
Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gelombang tinggi tersebut, Stasiun Meteorologi Maritim Belawan memberikan beberapa rekomendasi. Para nelayan disarankan untuk waspada jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Mereka diimbau untuk menunda aktivitas melaut jika kondisi cuaca memburuk.
Tidak hanya nelayan, kapal tongkang juga perlu meningkatkan kewaspadaan. Kapal tongkang harus waspada jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Pihak terkait juga perlu memastikan kesiapan dan prosedur keselamatan untuk mengantisipasi potensi gelombang tinggi ini.
Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan para nelayan dan seluruh pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi risiko kerugian dan kecelakaan di laut. Keselamatan dan kewaspadaan menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi gelombang tinggi ini.
Informasi lebih lanjut mengenai prakiraan cuaca dan peringatan dini dapat diakses melalui situs resmi Stasiun Meteorologi Maritim Belawan atau instansi terkait lainnya. Tetap waspada dan utamakan keselamatan.