Waspada! Gelombang Samudra Hindia Barat Kepulauan Nias Capai 4 Meter
Nelayan di sekitar Kepulauan Nias diimbau waspada, BMKG memprediksi gelombang laut setinggi empat meter di Samudra Hindia Barat Kepulauan Nias hingga Sabtu (29/3).

Medan, 27 Maret 2024 - Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan mengeluarkan peringatan dini bagi nelayan dan masyarakat pesisir di sekitar Kepulauan Nias, Sumatera Utara. Peringatan tersebut terkait potensi gelombang laut setinggi empat meter yang diperkirakan terjadi di Samudra Hindia Barat Kepulauan Nias. Peringatan ini dikeluarkan menyusul prakiraan cuaca yang menunjukkan potensi gelombang tinggi tersebut akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Indah Riandiny Putri, Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan, menyampaikan informasi penting ini pada Kamis (27/3). Ia menjelaskan bahwa gelombang setinggi 2,5 hingga empat meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia Barat Kepulauan Nias. Gelombang dengan ketinggian yang signifikan ini tentu saja sangat membahayakan bagi aktivitas pelayaran, khususnya nelayan yang beraktivitas di sekitar wilayah tersebut.
Selain wilayah Samudra Hindia Barat Kepulauan Nias, potensi gelombang tinggi juga diperkirakan terjadi di beberapa perairan lain di Sumatera Utara. Namun, ketinggian gelombang di wilayah tersebut diperkirakan lebih rendah, berkisar antara 1,25 hingga 2,5 meter. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Perairan Barat Kepulauan Nias, Perairan Barat Sumatera Utara, dan Perairan Kepulauan Batu. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi cuaca terbaru dari BMKG.
Peringatan Dini BMKG untuk Nelayan dan Kapal
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini bagi berbagai jenis kapal dan perahu nelayan terkait potensi gelombang tinggi ini. Peringatan tersebut disesuaikan dengan jenis dan ukuran kapal, serta mempertimbangkan kecepatan angin dan ketinggian gelombang. Perahu nelayan diimbau waspada jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Sementara itu, kapal tongkang harus waspada jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter.
Kapal Ferry juga mendapatkan peringatan khusus. Kapal Ferry diimbau waspada apabila kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter. Peringatan-peringatan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kecelakaan laut yang mungkin terjadi akibat gelombang tinggi. Semua pihak yang beraktivitas di laut diimbau untuk selalu memperhatikan informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG.
Prakiraan gelombang tinggi ini diperkirakan akan berlangsung mulai Kamis (27/3) hingga Sabtu (29/3). Oleh karena itu, kewaspadaan dan antisipasi perlu ditingkatkan selama periode tersebut. Masyarakat pesisir diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca dan mematuhi peringatan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
Penyebab Potensi Gelombang Tinggi
Indah Riandiny Putri menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan potensi gelombang tinggi tersebut. Ia menyebutkan adanya gelombang Rossby Ekuatorial, belokan angin (shearline), dan konvergensi di wilayah Sumatera Utara sebagai faktor utama. Selain itu, kondisi anomali suhu muka laut yang hangat di perairan timur Sumatera Utara juga berkontribusi terhadap peningkatan potensi penguapan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
Kondisi-kondisi tersebut secara sinergis dapat meningkatkan potensi terjadinya gelombang tinggi. Pola angin di wilayah perairan Sumatera Utara umumnya bergerak dari Timur Laut hingga Timur dengan kecepatan angin berkisar antara empat hingga 25 knot. Kombinasi faktor-faktor tersebut perlu diwaspadai oleh seluruh pihak yang beraktivitas di laut, terutama nelayan yang mencari nafkah di perairan tersebut.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, namun tetap waspada dan siaga terhadap potensi gelombang tinggi. Selalu pantau informasi cuaca terkini dari sumber terpercaya, seperti BMKG, untuk mendapatkan informasi yang akurat dan up-to-date.
Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari potensi gelombang tinggi yang diperkirakan akan terjadi. Keselamatan nelayan dan masyarakat pesisir tetap menjadi prioritas utama.