Waspada Modus Upah Murah! Menteri P2MI Ingatkan Calon PMI Magang di Jepang
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, mengingatkan calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan magang di Jepang agar waspada terhadap modus upah murah dan memperkuat kualitas kerja demi kesuksesan di perantauan.

Bandarlampung, 15 Mei 2024 - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, memberikan peringatan penting kepada para calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan mengikuti program magang di Jepang. Beliau mengingatkan mereka untuk mewaspadai modus cheap labour atau upah murah yang kerap kali menjadi jebakan dalam program magang di luar negeri. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Menteri Karding saat mengunjungi Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) JIEMA di Kota Metro, Lampung, Kamis lalu.
Menurut Menteri Karding, program magang seringkali disalahgunakan oleh perusahaan asing untuk mendapatkan tenaga kerja dengan biaya yang rendah. "Magang itu ada waktunya, bekerja itu ada waktunya. Jangan sampai magang kelamaan, yang sebenarnya bekerja, sehingga kasihan tenaga kerja kita. Dibayarnya murah, yang harusnya dibayar lebih dari yang seharusnya diperoleh," tegasnya. Beliau menekankan pentingnya memahami perbedaan antara masa magang dan masa kerja agar para PMI tidak dieksploitasi.
Kunjungan Menteri Karding ke LPK JIEMA bertujuan untuk melihat langsung proses pelatihan yang diberikan kepada calon PMI yang akan diberangkatkan ke Jepang. Beliau mengamati secara langsung bagaimana LPK mempersiapkan para calon PMI, memastikan mereka memiliki keterampilan yang memadai sebelum berangkat. "Melihat bagaimana proses LPK menyiapkan adik-adik kita untuk melaksanakan magang, dan kemudian bekerja di sana. Secara umum, saya kira baik ya, artinya mereka terlatih cukup lama enam bulan," ujarnya, memuji durasi pelatihan enam bulan yang diberikan oleh LPK JIEMA.
Perkuat Kualitas Kerja dan Jaga Nama Baik Bangsa
Menteri Karding juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas kerja dan daya juang bagi para PMI. Beliau berharap agar para PMI tidak hanya sekadar bekerja, tetapi juga terus belajar dan meningkatkan keterampilan mereka selama berada di Jepang. "Kita motivasi mereka, mereka ke sana ini dihitung belajar memperkuat keterampilan, sehingga nanti pulang-pulang bisa jadi pengusaha sukses," tuturnya, menekankan pentingnya pengembangan diri dan potensi para PMI.
Selain itu, Menteri Karding juga berpesan agar para PMI menjaga nama baik bangsa Indonesia selama berada di Jepang. Perilaku dan tindakan setiap PMI akan berdampak pada peluang bagi PMI lainnya di masa mendatang. "Saya titip tadi, perlu menjaga nama baik bangsa, karena satu orang lakukan kegiatan yang tidak baik, itu akan berpengaruh pada kuota berikutnya," pesannya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedisiplinan dan etika kerja bagi setiap PMI.
Lebih lanjut, Menteri Karding berharap agar para PMI dapat memanfaatkan kesempatan magang di Jepang untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka. Dengan demikian, mereka tidak hanya mendapatkan penghasilan, tetapi juga dapat mengembangkan diri dan menjadi lebih kompetitif di pasar kerja setelah kembali ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memberdayakan PMI dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pelatihan di LPK JIEMA: Persiapan Menuju Jepang
LPK JIEMA di Kota Metro, Lampung, berperan penting dalam mempersiapkan calon PMI untuk bekerja di Jepang. Lembaga ini memberikan pelatihan intensif selama enam bulan, membekali para calon PMI dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan. Proses pelatihan yang terstruktur dan komprehensif ini diharapkan dapat membantu para PMI sukses dalam program magang mereka di Jepang.
Dengan adanya pelatihan yang memadai, para calon PMI diharapkan lebih siap menghadapi tantangan dan tuntutan pekerjaan di Jepang. Hal ini juga akan mengurangi risiko mereka terjerat dalam praktik upah murah atau eksploitasi. Peran LPK dalam hal ini sangat krusial dalam melindungi hak-hak dan kesejahteraan para PMI.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian P2MI terus berupaya untuk melindungi dan memberdayakan para PMI. Dengan memberikan pelatihan yang berkualitas dan memberikan peringatan dini terhadap potensi eksploitasi, pemerintah berharap agar para PMI dapat bekerja dengan aman, terhormat, dan meraih kesuksesan di perantauan.
Melalui kunjungan dan arahan dari Menteri P2MI, diharapkan para calon PMI semakin menyadari pentingnya kewaspadaan dan persiapan yang matang sebelum berangkat ke Jepang. Dengan demikian, mereka dapat memaksimalkan peluang yang ada dan kembali ke Indonesia dengan membawa bekal keterampilan dan pengalaman yang berharga.
Semoga para PMI dapat membawa pulang tidak hanya penghasilan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa Indonesia.