Zakat: Instrumen Ampuh Atasi Kemiskinan Ekstrem di Kalimantan Timur?
Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud, mendorong peningkatan zakat untuk memberantas kemiskinan ekstrem, dengan Baznas Kaltim mencatat peningkatan signifikan pengumpulan zakat dalam beberapa tahun terakhir.

Samarinda, 10 Maret 2024 - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas'ud, menekankan pentingnya zakat, infak, dan sedekah tidak hanya sebagai ibadah, tetapi juga sebagai instrumen ampuh dalam mengatasi kemiskinan ekstrem di daerah. Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan 'Kaltim Berzakat' yang diselenggarakan Baznas Kaltim di Samarinda. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran zakat dalam pembangunan sosial ekonomi daerah.
Menurut Gubernur Rudy, "Zakat bukan hanya kewajiban kita sebagai umat Islam, tetapi ini merupakan tanggung jawab sosial, pemberian sosial kepada seluruh masyarakat Kalimantan Timur." Ia menambahkan bahwa infak dan sedekah merupakan wujud kebesaran hati yang tidak akan mengurangi kekayaan, bahkan sebaliknya, akan mendatangkan berkah. Pengalaman pribadi beliau menjadi bukti nyata akan manfaat amalan tersebut: "Saya tidak pernah kekurangan untuk kebutuhan lahir dan batin. Jadi zakat, infak, dan sedekah ini luar biasa manfaatnya."
Lebih lanjut, Rudy Mas'ud mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat sedekah dengan menekankan pentingnya kelapangan hati. Ia yakin, jika semua orang menyadari manfaatnya, maka akan berlomba-lomba untuk bersedekah. Hal ini sejalan dengan tujuan utama kegiatan 'Kaltim Berzakat', yaitu meningkatkan pengumpulan zakat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Potensi Zakat Kaltim dan Peran Baznas
Gubernur Rudy Mas'ud menilai zakat memiliki peran krusial dalam membangun kesejahteraan masyarakat Kaltim, mengurangi kesenjangan sosial, dan membantu mereka yang membutuhkan, termasuk warga binaan di lembaga pemasyarakatan (lapas) yang seringkali termasuk golongan fakir miskin karena keterbatasan akses pekerjaan. Ia pun meminta Baznas Kaltim untuk hadir dan memberikan santunan kepada mereka.
Sebagai pemimpin Kaltim, Rudy Mas'ud merasa bertanggung jawab untuk memberikan contoh kepada masyarakat, khususnya pengusaha dan aparatur sipil negara (ASN). Ia menargetkan peningkatan pengumpulan zakat tahun ini hingga 10 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Target ambisius ini didasarkan pada potensi zakat di Kaltim yang masih sangat besar.
Baznas Kaltim sendiri telah mencatat peningkatan signifikan dalam pengumpulan zakat, infak, sedekah (ZIS), dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) dalam beberapa tahun terakhir. Namun, realisasi pengumpulan dana tersebut masih jauh dari potensi yang sebenarnya.
Ketua Baznas Kaltim, Ahmad Nabhan, memaparkan data pengumpulan dana ZIS dan DSKL yang menunjukkan tren positif. Pada 2021, Baznas Kaltim mengumpulkan Rp6.840.869.915, meningkat menjadi Rp8.796.789.366 pada 2022, dan melonjak tajam menjadi Rp14.443.093.225 pada 2023. Hingga saat ini di tahun 2024, angka tersebut telah mencapai Rp16.693.006.601. "Peningkatan ini menunjukkan kesadaran masyarakat Kaltim dalam menunaikan kewajiban zakat dan berbagi melalui infak dan sedekah semakin baik," ujar Ahmad Nabhan.
Tantangan dan Potensi Zakat di Kaltim
Meskipun terdapat peningkatan yang signifikan, total pengumpulan dana ZIS dan DSKL dari Baznas Kaltim, Baznas kabupaten/kota, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Kaltim masih sekitar Rp175 miliar. Angka ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan potensi dana ZIS dan DSKL di Kaltim yang diperkirakan mencapai Rp6 triliun. Hal ini menunjukkan masih besarnya potensi yang belum tergali dan perlu digarap secara maksimal.
Tantangan ke depan adalah bagaimana mengoptimalkan potensi tersebut agar dapat lebih maksimal dalam membantu masyarakat yang membutuhkan dan mengatasi kemiskinan ekstrem. Peran serta seluruh lapisan masyarakat, baik individu, perusahaan, maupun pemerintah, sangat diperlukan untuk mencapai target tersebut. Peningkatan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya zakat dan pengelolaannya yang transparan dan akuntabel juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
Dengan pengelolaan yang tepat dan kesadaran masyarakat yang tinggi, zakat berpotensi menjadi instrumen yang sangat efektif dalam mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur. Program 'Kaltim Berzakat' diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mencapai tujuan tersebut.