Seni Ukir Jepara Bidik Pengakuan UNESCO: Kolaborasi Demi Warisan Budaya Dunia
Pemerintah Kabupaten Jepara berkolaborasi dengan Wakil Ketua MPR RI dan pakar UNESCO untuk mendaftarkan seni ukir Jepara sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, melalui jalur 'Join Nomination' dengan Bosnia dan Herzegovina.

Jepara, Jawa Tengah, 26 Maret 2024 - Pemerintah Kabupaten Jepara tengah berupaya keras untuk mendapatkan pengakuan internasional atas seni ukir Jepara yang khas. Upaya ini dilakukan dengan mengajukan seni ukir Jepara sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO. Langkah ini diambil karena seni ukir Jepara dianggap sebagai bukti kekayaan warisan leluhur bangsa yang perlu dilestarikan dan dipromosikan ke dunia internasional.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan pengakuan UNESCO ini. "Seni ukir dari Jepara merupakan bukti kekayaan warisan leluhur bangsa, sehingga kami berupaya mendapatkan WBTB UNESCO, selain pula terus mengenalkan karya ukir Jepara ke seluruh penjuru dunia," ungkap Bupati Witiarso dalam pernyataan resminya di Jepara.
Dalam upayanya ini, Pemkab Jepara tidak berjalan sendiri. Mereka telah meminta bantuan Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, yang telah mengunjungi Jepara pada 25 Maret 2024 untuk membahas strategi pengajuan ini. Dukungan juga datang dari Prof. Ismunandar, mantan Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, yang kini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Kebudayaan Bidang Hubungan Antar Lembaga RI dan akan turut membantu proses pengajuan.
Strategi 'Join Nomination' Menuju UNESCO
Proses pengajuan WBTB UNESCO untuk seni ukir Jepara akan dilakukan melalui jalur 'Join Nomination' bersama Bosnia dan Herzegovina. Bosnia dan Herzegovina telah lebih dulu mencatatkan karya ukirnya, Konjic woodcarving, ke UNESCO pada tahun 2017. Strategi ini dipilih untuk memperkuat pengajuan dan meningkatkan peluang keberhasilan.
Pemkab Jepara akan dibantu oleh Lestari Moerdijat dan timnya dalam mempersiapkan dokumen dan proses pengajuan. "Bu Rerie (sapaan akrab Lestari Moerdijat) sudah menyiapkan naskah akademik dan bahan lainnya termasuk nanti pengusulan ke UNESCO," jelas Bupati Witiarso. Hal ini menunjukkan keseriusan dan persiapan matang yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam upaya ini.
Lestari Moerdijat sendiri menyatakan komitmen penuhnya untuk mendukung upaya ini. Beliau menyadari pentingnya melestarikan dan mempromosikan seni ukir Jepara sebagai kekayaan intelektual warisan leluhur.
Jejak Seni Ukir Jepara di Kancah Internasional
Reputasi seni ukir Jepara telah diakui secara luas, bahkan hingga mancanegara. Webinar 'Mengukir Masa Depan: Legenda Ukiran Jepara di ajang JIFBW 2025' yang digelar pada 12 Maret 2024, telah menegaskan kembali reputasi Jepara sebagai penghasil ukiran indah berkualitas tinggi.
Pada periode 1980 hingga 1990-an, karya ukir Jepara sangat menonjol dan sering ditampilkan dalam berbagai acara bergengsi. Popularitasnya terus berlanjut hingga saat ini, seperti yang diungkapkan Lestari Moerdijat: "Di sudut ruang tamu saya juga dihiasi ragam karya ukir Jepara. Bahkan ada yang baru dibeli saat pameran Jepara International Furniture Buyer Weeks (JIFBW) pada dua pekan lalu di Jepara."
Dengan dukungan dari berbagai pihak dan reputasi yang telah terbangun, upaya untuk mendapatkan pengakuan UNESCO atas seni ukir Jepara memiliki potensi yang besar untuk berhasil. Proses ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia di mata dunia dan membuka peluang ekonomi baru bagi para pengrajin Jepara.
Semoga upaya ini berhasil dan seni ukir Jepara dapat mendapatkan tempatnya di daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, sebuah pengakuan atas keindahan, keahlian, dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.