Fakta Menarik: Bagaimana Program Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Rakyat Berpotensi Cetak Pesepak Bola Unggul Indonesia?
Pengamat sepak bola menilai program Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Rakyat dapat menjadi kunci utama dalam membentuk generasi pesepak bola unggul di Tanah Air, mengatasi masalah gizi dan pendidikan.

Pengamat sepak bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni, menyatakan program Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Rakyat memiliki potensi besar. Kedua inisiatif unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini dinilai mampu mencetak generasi pesepak bola unggul di Tanah Air. Penilaian ini disampaikan Kusnaeni saat dihubungi di Jakarta pada Jumat, 15 Agustus.
Menurut Kusnaeni, talenta pesepak bola tidak hanya bergantung pada bakat alamiah semata. Dukungan gizi yang memadai serta tingkat kecerdasan yang baik merupakan elemen penentu kesuksesan seorang atlet. Hal ini menjadi respons atas pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto mengenai RUU APBN 2026 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Program-program ini diharapkan dapat mengatasi kendala utama yang selama ini dihadapi atlet muda. Masalah gizi dan akses pendidikan yang terbatas seringkali menghambat perkembangan potensi mereka. Dengan intervensi pemerintah, diharapkan ada peningkatan signifikan dalam kualitas atlet masa depan.
Pentingnya Gizi dalam Pembentukan Fisik Atlet
Dukungan gizi yang cukup sangat krusial dalam proses pembentukan fisik atlet sepak bola usia muda. Kusnaeni menjelaskan bahwa selama ini, tanggung jawab pemenuhan gizi atlet seringkali dibebankan kepada keluarga. Namun, banyak keluarga atlet memiliki keterbatasan ekonomi, menyebabkan asupan nutrisi yang kurang optimal.
Kekurangan asupan protein, susu, dan vitamin yang cukup sering terjadi pada atlet muda. Kondisi ini berakibat pada performa fisik yang tidak maksimal di usia emas mereka. Akibatnya, karier puncak seorang pesepak bola Indonesia cenderung lebih pendek dibandingkan atlet di luar negeri.
Sebagai contoh, banyak pesepak bola asing di Liga Super Indonesia seperti David da Silva (35 tahun) dan Ciro Alves (36 tahun) masih menunjukkan performa tinggi. Sementara itu, rata-rata pemain Indonesia mengalami penurunan performa signifikan di usia 30-an. Hal ini disebabkan oleh asupan gizi yang tidak optimal selama masa pembentukan fisik dari usia 0 hingga 18 tahun.
Intervensi melalui program Makan Bergizi Gratis setidaknya dapat membantu mengurangi kendala pemenuhan gizi. Meskipun kebutuhan kalori atlet lebih tinggi dari masyarakat biasa, program ini menjadi fondasi penting. Dukungan tambahan dari keluarga dan pemerintah daerah tetap diperlukan untuk melengkapi nutrisi.
Peran Sekolah Rakyat dalam Kecerdasan dan Pendidikan Atlet
Selain gizi, program Sekolah Rakyat juga berperan penting dalam meningkatkan kecerdasan talenta pesepak bola muda. Kusnaeni menekankan bahwa mengandalkan bakat semata akan mengurangi daya saing atlet. Pendidikan yang memadai menjadi kunci untuk mengembangkan potensi secara holistik.
Banyak atlet muda tidak dapat melanjutkan pendidikan formal karena kendala ekonomi keluarga. Situasi ini seringkali membuat mereka harus memilih antara pendidikan atau karier olahraga. Hadirnya program Sekolah Rakyat memungkinkan para atlet muda mendapatkan pendidikan berkualitas secara gratis.
Dengan akses pendidikan yang memadai, atlet tidak hanya unggul di lapangan. Mereka juga memiliki bekal pengetahuan dan kecerdasan yang diperlukan untuk masa depan. Ini akan membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik dalam karier dan kehidupan.
Kedua program ini, Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Rakyat, dinilai sangat bermanfaat dari perspektif olahraga. Kombinasi gizi dan pendidikan akan membentuk atlet yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga cerdas dan berdaya saing tinggi. Ini adalah investasi jangka panjang untuk sepak bola Indonesia.
Komitmen Pemerintah untuk Program Unggulan
Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program Makan Bergizi Gratis. Alokasi anggaran untuk program ini mencapai Rp335 triliun dalam Rancangan Undang-undang (RUU) APBN 2026. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam investasi SDM.
Target program Makan Bergizi Gratis adalah menjangkau 82,9 juta siswa, ibu hamil, dan balita di seluruh pelosok negeri. Tujuan utamanya adalah membangun generasi unggul yang sehat dan cerdas sejak dini. Ini adalah langkah strategis untuk masa depan bangsa.
Selain itu, Prabowo juga berkomitmen kuat dalam memutus rantai kemiskinan absolut melalui program Sekolah Rakyat. Pemerintahannya telah berhasil membangun dan membuka 100 Sekolah Rakyat. Targetnya adalah penambahan 100 sekolah setiap tahun pada tahun-tahun berikutnya.
Inisiatif ini mencerminkan visi pemerintah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan gizi yang baik dan pendidikan yang layak, diharapkan Indonesia dapat melahirkan lebih banyak atlet berprestasi. Mereka akan mampu bersaing di kancah internasional dan mengharumkan nama bangsa.