210 Anak di Malang Daftar Sekolah Rakyat, Kuota Terlampaui!
Program Sekolah Rakyat Pemkot Malang dibanjiri pendaftar; 210 anak dari keluarga kurang mampu telah mendaftar, melebihi kuota awal 100 siswa.

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur, melaporkan antusiasme tinggi terhadap program Sekolah Rakyat yang baru diluncurkan. Sebanyak 210 anak dari keluarga kurang mampu telah mendaftarkan diri sebagai calon murid, jauh melampaui kuota awal. Program ini menargetkan anak-anak dari keluarga tidak mampu yang masuk dalam desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dari Kementerian Sosial.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito, menjelaskan, "Sebagaimana yang telah disampaikan, siswa Sekolah Rakyat berasal dari desil 1 dan 2 DTSEN Kemensos. Ada sekitar tujuh ribu anak yang masuk kategori tersebut, dan saat ini 210 anak telah mendaftar."
Calon siswa Sekolah Rakyat ini terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Proses pendaftaran melibatkan verifikasi dan penyandingan data dari DTSEN, data kependudukan, dan data Dinas Pendidikan untuk memastikan keakuratan data calon siswa.
Jumlah Pendaftar Sekolah Rakyat Melebihi Kuota
Donny Sandito menjelaskan bahwa gelombang pertama program Sekolah Rakyat hanya menyediakan 100 kuota siswa, yang terbagi dalam beberapa rombongan belajar (rombel). Setiap rombel akan diisi oleh 25 pelajar. Dengan jumlah pendaftar yang mencapai 210 anak, kuota tersebut telah terlampaui.
Menanggapi hal ini, Pemkot Malang berencana mengajukan permohonan penambahan rombel kepada pemerintah pusat. "Kalau jumlah pendaftar sebanyak itu, kami akan meminta tambahan rombel. Kami masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat," ujar Donny.
Proses seleksi calon siswa juga telah direncanakan. Meskipun tes akan dilakukan, Donny menegaskan bahwa tes tersebut bukan sebagai syarat utama penerimaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan khusus para pelajar agar pemerintah dapat memberikan dukungan yang tepat.
Tes untuk Pemetaan Kebutuhan Siswa
Donny menambahkan, "Tesnya bukan untuk menentukan peringkat seperti seleksi sekolah pada umumnya, tetapi untuk melihat apa yang dibutuhkan oleh siswa. Pelaksanaan tes kemungkinan akan dilakukan pada bulan ini."
Proses verifikasi data yang ketat memastikan hanya anak-anak yang benar-benar membutuhkan bantuan yang diterima. Kerja sama antar instansi pemerintah, seperti Dinsos P3AP2KB dan Dinas Pendidikan, sangat penting dalam keberhasilan program ini. Data DTSEN dari Kementerian Sosial menjadi acuan utama dalam menentukan calon penerima manfaat.
Program Sekolah Rakyat ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Kota Malang. Dengan adanya lonjakan pendaftar, program ini menunjukkan kebutuhan yang tinggi akan pendidikan inklusif dan terjangkau bagi kalangan tersebut.
Keberhasilan program ini juga bergantung pada dukungan dari pemerintah pusat, terutama dalam hal penambahan rombel jika jumlah pendaftar terus meningkat. Pemkot Malang berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi seluruh warganya, tanpa terkecuali.