323 Siswa Bantul Berebut Masuk Sekolah Rakyat SMA, Program Kemensos untuk Siswa Miskin
Dinas Sosial Bantul mengusulkan 323 calon siswa dari keluarga kurang mampu untuk mengikuti program Sekolah Rakyat SMA Kemensos, namun kuota akhir ditentukan oleh pemerintah pusat.

Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), telah mengajukan usulan sebanyak 323 calon siswa untuk mengikuti program Sekolah Rakyat tingkat SMA yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Usulan ini diajukan setelah proses sosialisasi dan verifikasi data calon siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu di wilayah Bantul. Proses selanjutnya akan dilakukan oleh pemerintah provinsi DIY dan Kemensos untuk menentukan siswa yang akan diterima.
Kepala Dinsos Bantul, Gunawan Budi Santoso, menjelaskan bahwa angka 323 merupakan jumlah calon siswa yang telah terdaftar. Proses validasi dan verifikasi masih berlangsung, dan keputusan akhir mengenai jumlah siswa yang diterima dari Bantul akan ditentukan oleh Kemensos. Sosialisasi program Sekolah Rakyat telah dilakukan secara intensif hingga ke tingkat kelurahan, melibatkan petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam menjaring calon siswa.
"Sebanyak 323 itu baru calon siswa, karena masih ada verifikasi, validasi dan nanti yang akan menetapkan adalah pemerintah provinsi, karena ini levelnya adalah SMA," kata Gunawan Budi Santoso dalam keterangannya di Bantul, Senin (12/5).
Sekolah Rakyat SMA di Bantul dan Sleman
Sekolah Rakyat tingkat SMA di Bantul akan berlokasi di gedung milik Balai Kemensos di Sonosewu, Kelurahan Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan. Lokasi ini dipilih sebagai salah satu lokasi proyek percontohan program Sekolah Rakyat SMA di DIY, bersama lokasi lain di Purwomartani, Sleman. Kedua lokasi tersebut berada di bawah naungan Balai Kemensos.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menambahkan bahwa saat ini proses verifikasi dan validasi calon siswa masih berfokus pada jenjang SMA. Untuk jenjang SMP, prosesnya masih menunggu petunjuk lebih lanjut. Data calon siswa yang diusulkan telah disinkronkan antara data Dapodik (Data Pokok Pendidikan) dari Disdikpora Bantul dan data kemiskinan dari Dinsos Bantul.
"Saat ini masih yang SMA, fokusnya masih SMA, dan data dari kami yang ada di Dapodik, sudah kita sinkronkan dengan data kemiskinan yang ada di Dinas Sosial, sehingga ketemu 323 calon siswa tadi," jelas Nugroho Eko Setyanto.
Proses pemadanan data antara Dapodik dan data Dinsos Bantul menghasilkan 323 calon siswa. Namun, jumlah siswa yang akhirnya diterima di Sekolah Rakyat masih bergantung pada hasil verifikasi dan validasi dari Kemensos.
Proses Verifikasi dan Validasi
Proses verifikasi dan validasi data calon siswa Sekolah Rakyat SMA masih berlangsung. Pemerintah daerah dan Kemensos bekerja sama untuk memastikan bahwa siswa yang diterima benar-benar berasal dari keluarga kurang mampu dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kuota penerimaan siswa tidak ditentukan berdasarkan kabupaten, melainkan oleh Kemensos.
Program Sekolah Rakyat merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat tidak mampu. Program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak anak dari keluarga kurang mampu di Bantul dan DIY yang dapat mengenyam pendidikan SMA yang berkualitas. Proses verifikasi dan validasi yang ketat bertujuan untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran.
Program Sekolah Rakyat ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Semoga program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi para siswa penerima manfaat.