Banjir Mataram: 500 KK Terdampak Luapan Kali Unus
Sekitar 500 kepala keluarga di Mataram, NTB, terdampak banjir akibat luapan Kali Unus setelah hujan deras dan jebolnya tanggul di beberapa titik, namun warga memilih bertahan di rumah masing-masing.
![Banjir Mataram: 500 KK Terdampak Luapan Kali Unus](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191713.685-banjir-mataram-500-kk-terdampak-luapan-kali-unus-1.jpeg)
Mataram dilanda banjir yang mengakibatkan sekitar 500 kepala keluarga (KK) terdampak akibat luapan Kali Unus. Banjir ini terjadi pada Selasa, 11 Februari 2025, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Penyebab Banjir dan Wilayah Terdampak
Menurut Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Irwan Rahadi, intensitas hujan yang tinggi dan terus-menerus selama beberapa hari menjadi penyebab utama banjir. Hujan merata dari hulu hingga hilir Kali Unus memperparah situasi. Selain itu, jebolnya tanggul di beberapa titik sepanjang aliran sungai juga berkontribusi signifikan terhadap meluapnya air.
Sebanyak 500 KK yang terdampak tersebar di sembilan lingkungan di Kota Mataram, yaitu Babakan, Abin Tubuh, Gedur, Pagutan, Karang Buaye, Pagutan Timur, Karang Pule, BTN Kopajali, dan Mapak. Semuanya berada di sekitar aliran Kali Unus, sehingga menjadi lokasi yang rentan terhadap banjir.
Kondisi Warga dan Upaya Penanganan
Meskipun ketinggian air mencapai 40-60 sentimeter, warga yang terdampak memilih untuk tetap berada di rumah masing-masing. Mereka berupaya menyelamatkan barang-barang berharga dengan memindahkannya ke tempat yang lebih tinggi dan aman. Beruntung, hingga saat ini kondisi air sudah mulai surut.
Pemerintah Kota Mataram melalui BPBD telah melakukan sejumlah intervensi untuk membantu warga. Selain membantu memindahkan barang-barang, upaya pembuatan tanggul sementara menggunakan karung pasir telah dilakukan bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Tim BPBD juga melakukan penyedotan air di titik-titik yang dinilai memiliki lokasi pembuangan air yang memadai. Penyedotan air menjadi lebih efektif dengan adanya saluran pembuangan yang berfungsi dengan baik.
Imbauan dan Kesiapsiagaan
Irwan Rahadi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ZAM Lombok memprediksi cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga 13 Februari 2025. Kewaspadaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak buruk dari potensi bencana selanjutnya.
BPBD Kota Mataram terus melakukan asesmen di lapangan untuk mengetahui kerugian yang dialami warga akibat banjir. Mereka juga terus memantau situasi dan siap siaga untuk memberikan bantuan jika diperlukan. Kerja sama antar instansi pemerintah dan partisipasi aktif warga sangat penting dalam menghadapi dan meminimalisir dampak bencana alam seperti banjir.