Basarnas Latihan Penanganan Kecelakaan Kapal Asing di Bali: Skenario Nyata, Kolaborasi Terpadu
Otoritas Basarnas menggelar latihan penanganan kecelakaan kapal asing di perairan Bali, sebagai upaya memenuhi standar IMO dan membangun kolaborasi antar instansi dalam keselamatan pelayaran.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk pertama kalinya menggelar latihan penanganan kecelakaan kapal asing di perairan Bali. Latihan yang melibatkan berbagai instansi ini berlangsung pada Sabtu, 26 April 2024, dengan skenario kecelakaan kapal di sekitar Pelabuhan Celukan Bawang dan proses evakuasi di Pelabuhan Benoa. Simulasi ini merupakan langkah penting Indonesia dalam memenuhi standar internasional dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat maritim.
Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Noer Isrodin Muchlisin, menjelaskan bahwa latihan ini merupakan kewajiban untuk melengkapi dokumen audit dari International Maritime Organization (IMO). Hal ini sejalan dengan ketentuan IMO SOLAS (Safety Of Life At Sea) Regulation Chapter V/7.3 yang menekankan pentingnya rencana kerja sama antara pusat koordinasi SAR, perusahaan pelayaran, dan kapal. "Melalui latihan ini, Indonesia telah berupaya mengimplementasikan secara nyata ketentuan tersebut," tegasnya.
Lebih lanjut, Noer Isrodin menambahkan bahwa latihan ini menjadi langkah awal Basarnas dalam membangun kolaborasi berkelanjutan lintas sektor. Tujuannya adalah membangun sistem terpadu dan regulasi yang lebih komprehensif terkait keselamatan pelayaran di Indonesia. Latihan ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga komitmen nyata Indonesia dalam meningkatkan standar keselamatan maritim internasional.
Simulasi Kecelakaan Kapal dan Evakuasi Korban
Dalam simulasi, Basarnas mengerahkan berbagai armada, termasuk KN SAR Arjuna 229, RIB Kantor Basarnas Bali, RIB Disnav, dan RIB KPLP. Skenario yang disimulasikan adalah kebakaran di ruang mesin kapal MV Insignia, yang mengakibatkan dua kru kapal berkewarganegaraan Uruguay dan Panama mengalami luka ringan. Proses evakuasi korban dilakukan dengan menggunakan lifeboat dan dipindahkan ke RIB KPLP sebelum akhirnya dibawa ke KN SAR Arjuna 229 untuk penanganan medis awal.
"Kondisi korban stabil dan hanya mengalami luka ringan," ujar Noer Isrodin. "Dua orang petugas medis segera mengambil tindakan untuk perawatan luka bakar serta pemeriksaan kesehatan lainnya." Setelah mendapat penanganan medis awal, korban kemudian dibawa ke RSUP Prof. Ngoerah di Denpasar menggunakan ambulans Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Denpasar untuk perawatan lebih lanjut.
Proses evakuasi dan penanganan medis berjalan lancar berkat koordinasi yang baik antar instansi. Keberhasilan simulasi ini menunjukkan kesiapan Basarnas dan instansi terkait dalam menghadapi situasi darurat di laut, khususnya yang melibatkan kapal asing.
Penggunaan berbagai armada menunjukkan komitmen Basarnas dalam menyediakan sumber daya yang memadai untuk operasi SAR.
Langkah Awal Kolaborasi Berkelanjutan
Noer Isrodin menegaskan bahwa latihan ini hanyalah langkah awal. Basarnas berencana untuk melakukan latihan serupa secara rutin, baik dalam skala besar maupun terbatas, termasuk latihan meja (table top exercise) untuk meningkatkan kesiapan dan koordinasi antar instansi. Hal ini menunjukkan komitmen Basarnas dalam meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai kemungkinan kecelakaan di laut.
Latihan ini menekankan pentingnya kolaborasi antar instansi dalam menjaga keselamatan pelayaran. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari Basarnas, KPLP, Disnav, hingga instansi kesehatan, latihan ini menunjukkan sinergi yang kuat dalam membangun sistem keselamatan maritim yang handal.
Keberhasilan simulasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam menangani kecelakaan kapal, khususnya yang melibatkan kapal asing. Hal ini penting untuk menjaga keselamatan pelayaran dan citra Indonesia di mata dunia.
Dengan adanya latihan ini, Indonesia semakin menunjukkan komitmennya dalam memenuhi standar keselamatan pelayaran internasional dan membangun sistem yang terintegrasi dan efektif.
Kesimpulan
Latihan penanganan kecelakaan kapal asing yang dilakukan Basarnas di Bali merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan kolaborasi antar instansi dalam menghadapi situasi darurat maritim. Simulasi yang sukses ini menunjukkan kesiapan Indonesia dalam memenuhi standar internasional dan memberikan pelayanan terbaik bagi korban kecelakaan di laut.