Bea Cukai Jayapura Capai Rp150 Juta Penerimaan Pajak hingga Februari
Penerimaan negara dari sektor bea dan cukai di Jayapura hingga Februari 2024 mencapai Rp150 juta, didominasi komoditas vanili dari PNG, namun masih 24 persen dari target Rp400 juta di tahun 2025.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Jayapura berhasil membukukan penerimaan negara dari sektor bea dan cukai sebesar Rp150 juta selama periode Januari-Februari 2024. Capaian ini diperoleh dari berbagai pos penerimaan pajak, terutama dari komoditas pertanian, khususnya vanili yang diimpor dari Papua Nugini (PNG). Angka tersebut masih jauh dari target penerimaan sebesar Rp400 juta yang dicanangkan untuk tahun 2025.
Kepala Bea Cukai Jayapura, Adeltus Lolok, dalam keterangannya di Jayapura pada Senin, 24 Maret 2024, merinci bahwa penerimaan tersebut terdiri dari bea masuk sebesar Rp99 juta dan pajak lainnya sebesar Rp51 juta. Meskipun angka tersebut baru mencapai 24 persen dari target tahun 2025, Adeltus Lolok menyatakan optimisme untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Optimisme tersebut didasarkan pada capaian penerimaan Bea Cukai Jayapura pada dua tahun sebelumnya yang berhasil mencapai target. Hal ini menunjukkan potensi peningkatan penerimaan pajak di masa mendatang, terutama dengan memperhatikan potensi pasar yang menjanjikan di wilayah perbatasan.
Dominasi Impor Vanili dari PNG
Adeltus Lolok menjelaskan bahwa mayoritas impor di wilayah kerja Bea Cukai Jayapura berasal dari para pelaku usaha yang mengimpor vanili dan komoditas pertanian lainnya melalui jalur perbatasan. Hal ini menunjukkan pentingnya pengawasan dan pengelolaan perbatasan untuk memastikan penerimaan negara berjalan optimal.
Bea Cukai Jayapura juga mendorong para pelaku usaha di Papua untuk meningkatkan kegiatan ekspor. Potensi pasar di wilayah perbatasan dinilai sangat menjanjikan dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian daerah. Dengan demikian, penerimaan negara dari sektor bea dan cukai juga berpotensi untuk meningkat secara signifikan.
Langkah-langkah untuk mendorong ekspor ini perlu dikaji lebih lanjut, termasuk penyediaan infrastruktur dan pelatihan bagi para pelaku usaha di Papua. Dukungan pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk mewujudkan potensi ekonomi di wilayah perbatasan ini.
Target Penerimaan dan Strategi Ke Depan
Meskipun penerimaan hingga Februari 2024 baru mencapai Rp150 juta, atau 24 persen dari target Rp400 juta di tahun 2025, Bea Cukai Jayapura tetap optimis. Optimisme ini didasari oleh keberhasilan mencapai target pada tahun-tahun sebelumnya. Strategi untuk mencapai target tersebut perlu dikaji dan dievaluasi secara berkala.
Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan antara lain peningkatan pengawasan dan penegakan hukum di jalur perbatasan, serta sosialisasi dan edukasi kepada para pelaku usaha mengenai peraturan kepabeanan dan cukai. Kerjasama dengan instansi terkait juga penting untuk memastikan kelancaran proses impor dan ekspor.
Selain itu, diversifikasi komoditas impor dan ekspor juga dapat menjadi strategi untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan mengidentifikasi komoditas lain yang berpotensi tinggi, Bea Cukai Jayapura dapat memperluas basis penerimaan pajaknya.
Pemerintah daerah juga diharapkan untuk mendukung Bea Cukai Jayapura dalam upaya mencapai target penerimaan pajak. Dukungan ini dapat berupa penyediaan infrastruktur, pelatihan, dan kemudahan berusaha bagi para pelaku usaha di Papua.
Dengan kerja sama yang baik antara Bea Cukai Jayapura, pemerintah daerah, dan para pelaku usaha, target penerimaan pajak di tahun 2025 diharapkan dapat tercapai. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan pendapatan negara dan pembangunan ekonomi di Papua.
Secara keseluruhan, penerimaan bea cukai di Jayapura hingga Februari 2024 menunjukkan tren yang positif, meskipun masih jauh dari target. Dengan strategi yang tepat dan kerjasama yang baik, target tersebut diharapkan dapat tercapai dan berkontribusi pada perekonomian Papua.