BI Beri 8 Rekomendasi Jaga Pertumbuhan Ekonomi Kalteng di 2025
Bank Indonesia (BI) Kalteng memberikan delapan rekomendasi strategis kepada pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tahun 2025, fokus pada sektor pertanian, pertambangan, pariwisata, dan UMKM.

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Tengah (Kalteng) memberikan delapan rekomendasi penting kepada pemerintah daerah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang sehat di tahun 2025. Rekomendasi ini dikeluarkan menyusul analisis BI terhadap data terkini yang menunjukkan potensi penurunan ekspor dan perlambatan sektor konstruksi sebagai tantangan utama. Kepala BI Perwakilan Kalteng, Yuliansah Andrias, memaparkan hal ini dalam konferensi pers di Palangka Raya, Jumat lalu.
Delapan rekomendasi tersebut mencakup berbagai sektor strategis perekonomian Kalteng. Langkah-langkah yang diusulkan BI bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta mampu menghadapi tantangan global. Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang tepat sasaran.
Analisis BI menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Kalteng di tahun 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk penurunan ekspor dan perlambatan sektor konstruksi. Oleh karena itu, rekomendasi yang diberikan BI difokuskan pada upaya mitigasi risiko dan penguatan sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan.
Penguatan Sektor Pertanian dan Pertambangan
BI Kalteng merekomendasikan penguatan sektor pertanian melalui optimalisasi lahan yang luas, penerapan teknologi tepat guna, dan pengembangan benih unggul, khususnya padi. Insentif bagi petani dan pembangunan infrastruktur pertanian, termasuk jalan, pergudangan, dan pascapanen, juga menjadi poin penting. "Penting juga dilakukan peremajaan pohon kelapa sawit yang sudah tua, sebagai upaya menjaga produktivitas," ujar Yuliansah.
Di sektor pertambangan dan industri, BI mendorong pengembangan hilirisasi CPO dan kawasan industri untuk menarik investasi. Hilirisasi batu bara juga menjadi fokus, mengingat tren green economy global. "Diperlukan juga hilirisasi batu bara guna mengatasi potensi sunset batubara akibat meningkatnya tren green economy global maupun nasional," tegas Yuliansah.
Langkah-langkah ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Diversifikasi produk dan peningkatan daya saing menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Pariwisata Berbasis Komunitas dan Potensi Carbon Trading
Dalam sektor pariwisata, BI Kalteng menekankan pengembangan pariwisata berbasis komunitas yang mengedepankan keunikan budaya lokal. Pemberdayaan kelompok desa wisata dan peningkatan konektivitas ke daerah destinasi menjadi hal krusial. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal.
Provinsi Kalteng juga memiliki potensi besar dalam carbon trading mengingat luasnya hutan. Pengelolaan hutan yang optimal dapat menghasilkan pendapatan signifikan sejalan dengan meningkatnya tren green economy global. BI mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan potensi ini secara maksimal.
Pengembangan sektor pariwisata dan pemanfaatan potensi carbon trading diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah.
Stabilitas Harga Pangan, Realisasi APBD, dan Penguatan UMKM
BI Kalteng juga menyoroti pentingnya menjaga stabilitas harga pangan dan kesejahteraan petani, baik saat panen raya maupun masa tanam. Pembentukan BUMD Pangan untuk perbaikan tata niaga dan distribusi pangan juga direkomendasikan. Langkah ini bertujuan untuk melindungi konsumen dan produsen.
Percepatan realisasi APBD, khususnya dana bansos dan belanja langsung pemerintah, juga menjadi rekomendasi penting. Hal ini bertujuan untuk mendorong daya beli masyarakat dan mempercepat realisasi proyek infrastruktur yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Proyek infrastruktur yang dimaksud meliputi jalan, jembatan, dan rumah sakit.
Terakhir, BI Kalteng menekankan pentingnya UMKM dan pengembangan kewirausahaan sebagai kekuatan ekonomi baru di Kalteng. Penguatan kelembagaan ekonomi daerah dan penyelesaian permasalahan kepemilikan ruas jalan provinsi juga menjadi bagian penting dari rekomendasi ini.
Dengan menerapkan delapan rekomendasi ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dapat terjaga dan semakin meningkat di tahun 2025.