BPBD Batam Komitmen Cegah Banjir Usai Hujan Badai: Pemetaan Masalah Jadi Kunci
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batam berkomitmen tangani dampak banjir pasca hujan badai dan cegah kejadian serupa dengan pemetaan masalah di lapangan.

Hujan badai yang melanda Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada 21 Maret 2025 mengakibatkan banjir di beberapa wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batam langsung turun tangan untuk mengatasi dampak banjir dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Kepala BPBD Batam, Agus Bendri, beserta tim dari Deputi 7 Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam, melakukan evaluasi lapangan untuk mengidentifikasi penyebab dan solusi jangka panjang.
Penanganan banjir pasca hujan badai ini mendapat perhatian serius dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam. BPBD Batam menemukan genangan air yang lama surut di Batu Besar Nongsa, dekat Kantor Camat Nongsa menuju Punggur. Agus Bendri menjelaskan, "Kami menemukan air meluap, bukan karena banjir rob atau lainnya. Lokasi tersebut memang sering terjadi genangan yang lama surut maka perlu ada tindakan lebih lanjut untuk mengatasinya."
Meskipun belum melakukan kajian mendalam, Agus Bendri menduga letak kantor camat yang lebih rendah dari sekitarnya menjadi salah satu faktor penyebab genangan. BPBD Batam berencana menggelar rapat koordinasi dengan Sekretaris Daerah Kota Batam untuk mencari solusi jangka panjang, sejalan dengan komitmen Wali Kota dan Wakil Wali Kota dalam menangani masalah banjir di Batam. Langkah ini menekankan pentingnya mitigasi dan antisipasi bencana di masa mendatang.
Langkah Antisipasi BPBD Batam Cegah Banjir
BPBD Batam menyadari pentingnya langkah antisipasi untuk mencegah banjir di masa mendatang. Ancaman bencana di Batam, seperti hujan deras, puting beliung, dan longsor, menjadi fokus utama dalam strategi mitigasi bencana. Pemetaan wilayah rawan banjir menjadi langkah krusial untuk menentukan strategi penanganan yang tepat dan efektif.
Selain itu, kerjasama antar instansi pemerintah sangat penting. Koordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam dalam perbaikan infrastruktur dan pengelolaan drainase akan menjadi kunci dalam mengurangi risiko banjir. Rapat koordinasi dengan Sekretaris Daerah Kota Batam diharapkan menghasilkan solusi komprehensif dan terintegrasi.
BPBD Batam juga akan melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan banjir. Sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari pembuangan sampah sembarangan akan dilakukan secara intensif. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program mitigasi bencana ini.
Banjir Batam Akibat Curah Hujan Tinggi, Bukan Banjir Rob
Kepala BPBD Kepri, Hasbi, memastikan bahwa banjir di Batam disebabkan oleh curah hujan tinggi, bukan banjir rob atau banjir pesisir. "Curah hujan saat ini cukup merata di seluruh Kepri," ungkap Hasbi. Kondisi ini menunjukkan bahwa intensitas hujan yang tinggi menjadi faktor utama penyebab banjir di berbagai wilayah Kepri.
Meskipun Bintan telah menetapkan status darurat bencana pada 20 Maret 2025, Batam belum menetapkan status serupa. Namun, BPBD tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan tetap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Kewaspadaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana.
BPBD Kepri juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat merupakan kunci utama dalam mengurangi risiko dan dampak bencana.
BPBD Batam berkomitmen untuk terus berupaya dalam mencegah dan mengurangi dampak banjir di Kota Batam. Dengan langkah-langkah yang terencana dan kolaboratif, diharapkan kejadian banjir dapat diminimalisir dan keselamatan masyarakat tetap terjaga.