Bulog Banyumas dan Babinsa Tetap Serap Gabah Petani Saat Libur Waisak
Meskipun libur panjang Waisak, Bulog Banyumas dibantu Babinsa tetap serap gabah petani di Patikraja dengan harga Rp6.500/kg sesuai Inpres, demi swasembada pangan.

Purwokerto, 12 Mei 2024 - Tim Jemput Gabah Perum Bulog Cabang Banyumas, Jawa Tengah, bersama personel Babinsa tetap melaksanakan serap gabah langsung ke petani (sergap) selama libur panjang Waisak. Kegiatan ini berlangsung di Desa Notog, Kedungwringin, dan Kedungwuluh, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini menjawab pertanyaan apa yang dilakukan (serap gabah), siapa yang melakukannya (Bulog dan Babinsa), di mana (Patikraja, Banyumas), kapan (selama libur Waisak), mengapa (untuk mendukung swasembada pangan dan menstabilkan harga), dan bagaimana (dengan mendatangi langsung petani).
Pemimpin Bulog Cabang Banyumas, Prawoko Setyo Aji, menjelaskan bahwa kegiatan sergap tetap dilakukan karena masih adanya panen raya di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen Bulog dalam menyerap gabah petani sesuai dengan program pemerintah. Kerja sama yang erat antara Bulog dan Babinsa menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini.
Para petani menyambut antusias kehadiran Tim Jemput Gabah Bulog, terutama karena penyerapan dilakukan saat libur panjang dengan harga pembelian gabah kering panen (GKP) sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025, yaitu Rp6.500 per kilogram. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani.
Serap Gabah dan Swasembada Pangan
Prawoko Setyo Aji menegaskan komitmen Bulog untuk menyukseskan program pemerintah dalam mencapai swasembada pangan. Target penyerapan gabah sebesar 3 juta ton setara beras menjadi fokus utama. Dengan harga pembelian GKP yang stabil, diharapkan petani semakin bersemangat dalam bercocok tanam.
Ia juga menekankan pentingnya kepatuhan semua pihak terhadap Inpres tersebut. Harga pembelian GKP yang telah ditetapkan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Dengan demikian, terwujudlah petani milenial yang handal dan produktif.
Prawoko juga mengingatkan agar petani tidak mengurangi kualitas gabah demi keuntungan sesaat. Gabah yang berkualitas akan memberikan manfaat bagi semua pihak, baik petani, Bulog, maupun negara.
Realisasi Penyerapan Gabah dan Beras
Bulog Banyumas telah mengalami penyesuaian target penyerapan GKP menjadi 35.395 ton, setelah target sebelumnya (22.170 ton) terlampaui. Hingga saat ini, realisasi penyerapan GKP telah mencapai 32.829 ton. Sementara untuk beras, realisasi mencapai 29.566 ton dari target 56.318 ton, setara beras terealisasi 47.112 ton dari target 75.212 ton. Penyerapan harian gabah dan beras berkisar antara 200-500 ton.
Prawoko optimistis target penyerapan akan tercapai meskipun luas panen di wilayah eks Keresidenan Banyumas mulai berkurang. Wilayah Cilacap bagian barat masih menjadi andalan untuk penyerapan gabah.
Meskipun masa panen raya telah berlalu, Bulog Banyumas tetap berkomitmen untuk menyerap gabah petani dengan harga yang sesuai Inpres. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani.
Apresiasi Petani
Muryati, seorang petani di Desa Notog, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kebijakan pemerintah yang membeli gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram. Ia menjual hasil panennya langsung ke Bulog dan merasa puas dengan sistem tersebut. Ia berharap hasil panen di masa mendatang akan lebih baik lagi.
Keberhasilan program ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, Bulog, dan Babinsa dalam mendukung swasembada pangan dan kesejahteraan petani. Sistem penyerapan gabah langsung dari petani ini menjadi contoh yang baik bagi daerah lain.