Cegah Banjir Susulan, DPRD Lampung Tekankan Pentingnya Perencanaan Lintas Sektor
Banjir Bandarlampung yang memakan korban jiwa menjadi alarm untuk perencanaan lintas sektor guna mencegah terulangnya bencana serupa, tegas Komisi IV DPRD Lampung.

Banjir yang melanda Bandarlampung pada Senin, 21 April 2023, telah mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materiil yang signifikan. Bencana ini bukan yang pertama kali terjadi; ribuan rumah telah terdampak banjir sejak awal tahun, dengan lebih dari lima korban jiwa. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perencanaan dan tindakan preventif untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang.
Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Lampung, Yusnadi, menekankan perlunya perencanaan lintas sektor untuk mengatasi masalah banjir di Bandarlampung. Ia menyatakan bahwa bencana ini bukan hanya bencana alam semata, tetapi juga cerminan dari kurangnya kesiapan dan koordinasi dalam penanggulangan bencana. "Ini bukan pertama kalinya. Sejak awal tahun sudah ribuan rumah terdampak banjir, dengan korban jiwa lebih dari lima orang. Ini bukan sekadar bencana alam, tapi alarm keras bahwa kita harus segera berbenah," ujarnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Yusnadi dalam sebuah pernyataan di Bandarlampung pada Senin, 28 April 2023. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkrit dan terintegrasi untuk mengatasi permasalahan banjir yang berulang ini. Hal ini mencakup berbagai pihak, mulai dari tingkat kota, provinsi, hingga pemerintah pusat. Partisipasi aktif masyarakat juga dianggap sangat penting dalam upaya penanggulangan banjir ini.
Perencanaan Lintas Sektor: Kunci Pencegahan Banjir
Yusnadi menjelaskan bahwa perencanaan lintas sektor harus mencakup beberapa aspek penting. Perbaikan sistem drainase yang komprehensif menjadi prioritas utama. Sistem drainase yang buruk seringkali menjadi penyebab utama genangan air dan banjir. Selain itu, penambahan ruang terbuka hijau juga sangat krusial dalam upaya mengurangi risiko banjir. Ruang terbuka hijau berfungsi sebagai area resapan air, sehingga dapat mengurangi volume air yang mengalir ke saluran drainase.
Penataan tata ruang yang terencana dan memperhatikan fungsi aliran air juga sangat penting. Pembangunan yang tidak mempertimbangkan aspek lingkungan dan aliran air dapat memperparah risiko banjir. "Kami di Komisi IV siap mendorong sinergi antar lembaga baik di tingkat kota, provinsi, maupun pusat. Tapi yang tak kalah penting adalah partisipasi masyarakat. Tanpa itu, kebijakan hanya akan jadi dokumen tanpa daya," tegasnya.
Komisi IV DPRD Lampung berkomitmen untuk mendorong sinergi antar lembaga dan partisipasi masyarakat dalam upaya penanggulangan banjir. Namun, keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada komitmen dan kerjasama semua pihak yang terlibat. Tanpa partisipasi aktif masyarakat, kebijakan yang telah dibuat hanya akan menjadi dokumen tanpa daya guna.
Bandarlampung Menuju Kota Tangguh dan Berkelanjutan
Yusnadi berharap Bandarlampung dapat keluar dari bayang-bayang sebagai wilayah langganan banjir dan bertransformasi menjadi kota yang tangguh, tertata, manusiawi, dan berpihak pada keselamatan warganya. Penanganan masalah banjir secara berkesinambungan, menurutnya, akan meningkatkan derajat Bandarlampung sebagai ibu kota provinsi dan mengangkat citra Lampung secara keseluruhan.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, juga menyatakan dukungannya terhadap upaya penanggulangan banjir. Ia menyebutkan bahwa perbaikan saluran drainase, terutama di pemukiman padat penduduk, menjadi strategi tercepat untuk mencegah terulangnya bencana banjir. Ia menekankan pentingnya mitigasi risiko bencana sejak dini untuk mewujudkan pembangunan daerah yang maju dan berkelanjutan.
Pembangunan yang berkelanjutan harus mempertimbangkan aspek lingkungan dan risiko bencana. Mitigasi bencana harus dilakukan sejak jauh-jauh hari, bukan hanya setelah bencana terjadi. Kerjasama antara pemerintah kota, provinsi, dan masyarakat sangat penting dalam upaya ini. "Mitigasi harus dilakukan dari jauh-jauh hari. Kami akan bekerja sama dan meminta Wali Kota Bandarlampung untuk bisa menangani ini serta mengembalikan kondisi seperti dulu lagi," ucap Gubernur Rahmat Mirzani Djausal.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah banjir di Bandarlampung:
- Perbaikan sistem drainase secara komprehensif
- Penambahan ruang terbuka hijau
- Penataan tata ruang yang memperhatikan fungsi aliran air
- Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat
- Sinergi antar lembaga di tingkat kota, provinsi, dan pusat
Peristiwa banjir di Bandarlampung menjadi momentum untuk memperbaiki sistem penanggulangan bencana dan membangun kota yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Keberhasilan upaya ini membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat.