DPR RI: Hentikan Saling Salahkan, Bencana Banjir Bandar Lampung Butuh Solusi Bersama
Anggota Komisi V DPR RI, Mukhlis Basri, meminta semua pihak untuk berhenti saling menyalahkan terkait banjir Bandar Lampung dan fokus pada solusi jangka panjang, termasuk normalisasi sungai dan relokasi warga.

Banjir yang melanda Bandar Lampung pada Jumat, 22 Februari 2024, telah menyita perhatian banyak pihak. Anggota Komisi V DPR RI, Mukhlis Basri, dalam kunjungannya ke lokasi terdampak banjir pada Senin, 24 Februari 2024, menyerukan penghentian saling menyalahkan dan mendorong kolaborasi untuk mengatasi masalah ini. Bencana ini terjadi akibat curah hujan tinggi yang diperkirakan berlangsung hingga April, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta faktor-faktor lain yang perlu dikaji secara komprehensif.
Menurut Mukhlis Basri, "Saya ingin mengajak masyarakat untuk tetap bersabar dan tidak saling menyalahkan siapa pun atas bencana ini." Pernyataan ini menekankan pentingnya persatuan dan kesolidan dalam menghadapi bencana alam. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa banjir ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk meningkatkan perhatian terhadap tata kelola lingkungan dan infrastruktur di Bandar Lampung.
Mukhlis Basri juga menekankan perlunya kerjasama antara Pemerintah Pusat, Provinsi Lampung, dan Kota Bandar Lampung untuk menemukan solusi berkelanjutan. "Bencana ini terjadi karena faktor alam yang luar biasa, dan kita harus tetap waspada. Oleh karena itu, kita harus terus meningkatkan kesiapsiagaan bencana," tegasnya.
Kerjasama Antar Pemerintah dan Solusi Jangka Panjang
Mukhlis Basri menyoroti pentingnya kerjasama antar pemerintah dalam mengatasi masalah banjir Bandar Lampung. Ia menjelaskan bahwa perubahan fungsi lahan, pembangunan yang tidak terencana, dan masalah infrastruktur merupakan faktor-faktor yang perlu ditangani secara serius. Kunjungannya bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Lampung dan Kota Bandar Lampung, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, bertujuan untuk mendapatkan kajian yang komprehensif dalam mencari solusi jangka panjang.
Salah satu tantangan utama adalah normalisasi sungai dan relokasi warga yang tinggal di daerah rawan banjir. "Memang, tidak mudah untuk membongkar bangunan yang sudah berdiri di badan sungai, meskipun hal itu melanggar peraturan daerah. Karena memang harus memikirkan kompensasi yang adil bagi masyarakat yang terdampak. Pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Bandarlampung harus menyiapkan dana untuk normalisasi sungai dan relokasi warga yang tinggal di daerah rawan banjir," jelas Mukhlis Basri.
Proses relokasi ini membutuhkan perencanaan yang matang dan kompensasi yang adil bagi warga terdampak. Hal ini menuntut kerjasama yang erat antara pemerintah dan masyarakat untuk memastikan proses relokasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah sosial baru.
Selain itu, penataan tata ruang kota yang lebih baik juga menjadi kunci untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan. Perencanaan pembangunan yang terintegrasi dan memperhatikan aspek lingkungan sangat penting untuk mengurangi risiko banjir.
Peran Masyarakat dan Kesiapsiagaan Bencana
Meskipun bencana alam merupakan faktor utama penyebab banjir, peran masyarakat dalam menjaga lingkungan juga sangat penting. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan lingkungan dapat mengurangi risiko banjir. Partisipasi aktif masyarakat dalam program-program pemerintah terkait penanggulangan bencana juga sangat diperlukan.
Peningkatan kesiapsiagaan bencana juga menjadi hal yang krusial. Masyarakat perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi bencana, termasuk cara evakuasi dan penyelamatan diri. Pemerintah juga perlu menyediakan sistem peringatan dini yang efektif dan memastikan aksesibilitas informasi kepada masyarakat.
Kesimpulannya, penanganan banjir Bandar Lampung membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. Kerjasama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, serta perencanaan yang matang dan berkelanjutan, sangat penting untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan dan memastikan keselamatan warga Bandar Lampung.