Cek Kesehatan Gratis: Risiko Limbah Medis Infeksius Rendah, KLH Pastikan Pengelolaan Aman
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan potensi limbah infeksius dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang baru diluncurkan rendah, namun tetap menekankan pentingnya pengelolaan limbah medis yang tepat sesuai prosedur.
![Cek Kesehatan Gratis: Risiko Limbah Medis Infeksius Rendah, KLH Pastikan Pengelolaan Aman](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000141.240-cek-kesehatan-gratis-risiko-limbah-medis-infeksius-rendah-klh-pastikan-pengelolaan-aman-1.jpg)
Jakarta, 10 Februari 2024 - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan serentak di lebih dari 10.000 puskesmas di Indonesia pada Senin, 10 Februari 2024, menimbulkan pertanyaan mengenai potensi limbah medis, khususnya limbah infeksius. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) memberikan penjelasan terkait hal ini.
Menurut Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) KLH/BPLH, Ade Palguna Ruteka, potensi limbah infeksius dari CKG relatif kecil. "Pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi pengukuran tekanan darah, tes risiko jantung dan stroke, serta pemeriksaan mata, kecil kemungkinan menghasilkan limbah medis berkategori infeksius," jelasnya dalam wawancara dengan ANTARA.
Jenis Pemeriksaan dan Potensi Limbah
Program CKG mencakup berbagai jenis skrining kesehatan, tergantung kelompok usia. Untuk bayi baru lahir, dilakukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). Balita dan anak prasekolah menjalani pemeriksaan pertumbuhan, perkembangan, dan deteksi dini penyakit seperti tuberkulosis dan gangguan pendengaran. Usia dewasa difokuskan pada evaluasi risiko kardiovaskular dan paru, deteksi dini kanker, dan kesehatan jiwa. Lansia mendapatkan pemeriksaan kesehatan umum, termasuk gangguan kardiovaskular dan kesehatan jiwa.
Sebagian besar pemeriksaan ini, seperti yang ditekankan oleh KLH, tidak menghasilkan limbah infeksius seperti jarum suntik, darah, atau kain kasa yang memerlukan penanganan khusus. Kemungkinan menghasilkan limbah radiologi atau radioaktif juga sangat kecil.
Pengelolaan Limbah Medis yang Bertanggung Jawab
Meskipun potensi limbah infeksius rendah, KLH tetap menekankan pentingnya pengelolaan limbah medis yang bertanggung jawab. "Jika memang ada limbah medis infeksius yang dihasilkan, puskesmas wajib melakukan penyimpanan dan segera mengolah dan/atau menyerahkannya ke fasilitas Pengolahan Limbah B3 yang telah mendapatkan kelayakan operasi dari KLH" tegas Ade Palguna Ruteka.
Hal ini menunjukkan komitmen KLH dalam memastikan program CKG berjalan lancar tanpa mengabaikan aspek lingkungan dan kesehatan. Puskesmas sebagai penyelenggara CKG memiliki tanggung jawab penuh dalam memastikan pengelolaan limbah medis sesuai standar dan regulasi yang berlaku.
cakupan Program Cek Kesehatan Gratis
Program CKG menargetkan seluruh masyarakat Indonesia, dibagi berdasarkan kelompok usia. Bayi baru lahir mendapatkan pemeriksaan SHK, balita dan anak prasekolah menjalani pemeriksaan pertumbuhan dan deteksi dini berbagai penyakit. Dewasa mendapatkan evaluasi risiko kardiovaskular dan deteksi dini kanker, sementara lansia difokuskan pada deteksi masalah kesehatan umum pada usia lanjut.
Dengan cakupan yang luas, program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar dan deteksi dini penyakit. KLH memastikan bahwa program ini berjalan beriringan dengan pengelolaan limbah medis yang aman dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang baru diluncurkan memiliki potensi limbah medis infeksius yang rendah. Namun, KLH tetap menekankan pentingnya pengelolaan limbah medis yang tepat sesuai prosedur. Puskesmas sebagai penyelenggara CKG bertanggung jawab untuk memastikan limbah medis dikelola dengan benar, mencegah dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Program ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.