Dapur Umum Dinsos Palu Layani 900 Korban Banjir
Dinas Sosial Kota Palu mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan 900 warga yang terdampak banjir di Kelurahan Kabonena dan Silae, Kecamatan Ulujadi.

Banjir yang melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah, akhir pekan lalu telah menyebabkan ratusan warga kehilangan tempat tinggal dan akses terhadap kebutuhan dasar, termasuk makanan. Sebagai respon cepat atas bencana ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palu mendirikan dapur umum untuk melayani sekitar 900 warga yang terdampak di Kelurahan Kabonena dan Kelurahan Silae, Kecamatan Ulujadi. Penanganan ini dilakukan sejak Sabtu malam, 26 April 2024, dan terus beroperasi untuk memenuhi kebutuhan makan siang dan malam para korban.
Kepala Dinas Sosial Kota Palu, Susik, menjelaskan bahwa pendirian dapur umum ini merupakan langkah krusial dalam situasi darurat. "Posko dapur umum kami bangun sejak Sabtu (26/4) malam, untuk melayani warga terdampak banjir di Kelurahan Kabonena dan Kelurahan Silae, Kecamatan Ulujadi," ungkap Susik dalam keterangannya di Palu, Minggu, 27 April 2024. Kondisi pascabanjir membuat warga kesulitan mengakses dan menyiapkan makanan secara mandiri karena peralatan memasak banyak yang rusak atau tidak dapat digunakan.
Susik menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memastikan ketersediaan makanan bagi para korban. "Tidak memungkinkan masyarakat memasak secara mandiri dalam kondisi seperti ini, maka kami mengambil alih menyiapkan logistik makanan siap saji, dan itu menjadi kewajiban kami," tegasnya. Dapur umum ini beroperasi dengan dukungan sekitar 30 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang bertugas menyiapkan dan mendistribusikan makanan.
Tanggap Darurat Bencana Banjir Palu
Dapur umum terpusat di Kelurahan Kabonena untuk memudahkan distribusi dan koordinasi. Tagana fokus pada pengelolaan dapur umum dan pendistribusian logistik kepada korban banjir. Sementara itu, upaya pembersihan rumah warga yang terdampak banjir ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dibantu oleh relawan serta TNI/Polri. Pembagian tugas ini bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas penanggulangan bencana.
Susik juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Palu telah merencanakan pertemuan lintas sektor pada Senin, 28 April 2024 untuk membahas rencana tanggap darurat secara lebih komprehensif. Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah strategis dalam penanganan dampak banjir dan pemulihan pascabencana. Koordinasi antar instansi menjadi kunci keberhasilan dalam membantu warga yang terdampak.
Selain penyediaan makanan, berbagai bantuan lain juga terus disalurkan kepada para korban banjir. Bantuan tersebut meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Upaya pemulihan infrastruktur dan fasilitas umum yang rusak akibat banjir juga menjadi prioritas pemerintah setempat.
Pemkot Palu Prioritaskan Penanganan Korban Banjir
Pemkot Palu berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan penuh kepada warga yang terdampak banjir. Berbagai upaya dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga, mulai dari penyediaan dapur umum, pendistribusian logistik, hingga pembersihan rumah dan lingkungan. Kerjasama antar instansi pemerintah, relawan, dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi bencana ini.
Kejadian banjir ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana di masa mendatang. Dengan langkah-langkah yang terkoordinasi dan tepat, diharapkan dampak buruk dari bencana dapat diminimalisir.
Pemerintah Kota Palu terus memantau situasi di lapangan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan kebutuhan warga terpenuhi. Proses pemulihan pascabanjir membutuhkan waktu dan kerja sama dari semua pihak. Semoga warga Palu yang terdampak banjir dapat segera pulih dan kembali menjalani kehidupan normal.