Deflasi 0,76 Persen Guncang Ekonomi RI di Januari 2025
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi 0,76 persen secara bulanan dan tahun kalender di Indonesia pada Januari 2025, ditandai penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK).
![Deflasi 0,76 Persen Guncang Ekonomi RI di Januari 2025](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/120050.042-deflasi-076-persen-guncang-ekonomi-ri-di-januari-2025-1.jpeg)
Indonesia mengalami penurunan ekonomi yang cukup signifikan di awal tahun 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) resmi mengumumkan terjadinya deflasi sebesar 0,76 persen pada bulan Januari 2025, baik secara bulanan (mtm) maupun tahun kalender (ytd). Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, di Jakarta pada Senin, 3 Februari 2025.
Penurunan ini terlihat jelas dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Angka IHK yang sebelumnya tercatat sebesar 106,80 pada Desember 2024, turun menjadi 105,99 di bulan Januari 2025. Artinya, harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan selama periode tersebut.
Meskipun terjadi deflasi bulanan, angka inflasi tahunan (yoy) tetap tercatat sebesar 0,76 persen. Ini berarti, jika dibandingkan dengan Januari 2024, harga barang dan jasa secara keseluruhan masih mengalami peningkatan sebesar 0,76 persen. Perlu analisis lebih lanjut untuk memahami dinamika harga yang terjadi.
BPS belum secara rinci menjelaskan faktor-faktor penyebab deflasi ini. Namun, kemungkinan besar beberapa faktor ekonomi makro berperan, seperti penurunan permintaan konsumen atau peningkatan pasokan barang tertentu. Data lengkap dan analisis lebih mendalam akan segera dirilis oleh BPS dalam waktu dekat.
Data BPS ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah dan pelaku ekonomi. Pemerintah perlu mencermati dampak deflasi terhadap berbagai sektor perekonomian, terutama sektor riil yang mungkin terpengaruh oleh penurunan daya beli masyarakat. Sementara itu, pelaku usaha perlu mengantisipasi strategi bisnis yang tepat dalam menghadapi kondisi ekonomi yang berubah.
Analisis lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah deflasi ini merupakan fenomena sementara atau tren jangka panjang. Perlu pemantauan ketat terhadap perkembangan ekonomi selanjutnya untuk mengantisipasi potensi risiko dan mengambil langkah-langkah yang tepat.
Kesimpulannya, deflasi 0,76 persen pada Januari 2025 menjadi catatan penting bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan ini membutuhkan pengawasan dan antisipasi dari berbagai pihak terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.