Disdagrin Manggarai Barat Optimistis Raih PAD Rp700 Juta di 2025
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Manggarai Barat optimistis mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp700 juta pada tahun 2025, didorong oleh kerjasama dengan pelaku usaha dan pertumbuhan ekonomi Labuan Bajo.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), optimistis mampu mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp700 juta pada tahun 2025. Optimisme ini didasari oleh pencapaian yang melampaui target pada tahun 2024 dan kerjasama yang terjalin baik dengan para pelaku usaha di Labuan Bajo. Kenaikan PAD juga dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi di kawasan wisata tersebut.
Kepala Disdagrin Manggarai Barat, Gabriel Bagung, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan sejumlah pedagang dan pelaku usaha di tiga pasar utama di wilayah tersebut. Pasar-pasar tersebut meliputi Pasar Rakyat Batu Cermin dan Pasar Baru di Kota Labuan Bajo, serta Pasar Malawatar Lembor di Kecamatan Lembor. Kerjasama ini memastikan retribusi yang dibayarkan akan masuk ke PAD Manggarai Barat.
"Saat ini tengah berlangsung penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan para pelaku usaha dan pedagang pasar terkait retribusi bagi PAD Manggarai Barat," ungkap Gabriel Bagung dalam keterangannya di Labuan Bajo, Senin malam. Ia menambahkan bahwa kerjasama ini merupakan kunci keberhasilan dalam meningkatkan PAD.
Target PAD 2025 dan Capaian 2024
Target PAD Disdagrin Manggarai Barat tahun 2024 sebesar Rp700 juta telah berhasil dilampaui dengan realisasi mencapai Rp850 juta atau 120 persen. Keberhasilan ini menjadi modal penting dalam menatap target tahun 2025. "Target PAD Disdagrin Manggarai Barat tahun 2024 Rp700 juta dan realisasi sampai 31 Desember 2024 Rp850 juta atau 120 persen, artinya melampaui target," ujar Bagung. Hal ini menunjukkan potensi yang besar untuk mencapai target yang lebih tinggi di tahun mendatang.
Bagung juga menyampaikan optimisme untuk mencapai target semester I tahun 2025 sebesar 50 persen dari total target tahunan. Meskipun PKS belum berjalan sepenuhnya, pada awal tahun ini PAD yang sudah disetor ke daerah sudah hampir mencapai Rp30 juta. Ini menandakan perkembangan yang positif dan menjanjikan.
Kolaborasi yang erat antara Disdagrin Manggarai Barat, pemerintah kecamatan, dan pemerintah desa/kelurahan juga menjadi faktor penting dalam pencapaian ini. Kerjasama ini memastikan efektivitas pengelolaan dan pengawasan retribusi.
Faktor Pendukung Peningkatan PAD
Peningkatan PAD Disdagrin Manggarai Barat tidak terlepas dari kesadaran para pedagang dan pelaku usaha dalam membayar retribusi penggunaan fasilitas pasar. Hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi masyarakat, terutama di Labuan Bajo sebagai destinasi wisata unggulan. "Para pedagang dan pelaku usaha di pasar ini menggunakan fasilitas yang disiapkan pemerintah, jadi mereka komitmen karena biaya sewa dan retribusi yang murah," jelas Bagung.
Biaya sewa dan retribusi yang terjangkau menjadi daya tarik bagi para pelaku usaha untuk berjualan di pasar-pasar tersebut. Hal ini menciptakan iklim usaha yang kondusif dan berkontribusi terhadap peningkatan PAD. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Labuan Bajo sebagai destinasi wisata internasional turut mendorong aktivitas ekonomi di pasar-pasar tersebut.
Pemkab Manggarai Barat sendiri telah menetapkan target PAD tahun 2025 sebesar Rp318 miliar. Capaian PAD Manggarai Barat terus menunjukkan tren positif, meningkat dari Rp154,7 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp190,8 miliar (2022), Rp248,8 miliar (2023), dan Rp273,9 miliar (2024).
Dengan tren positif ini, target PAD Rp700 juta untuk Disdagrin Manggarai Barat di tahun 2025 diyakini dapat tercapai. Komitmen para pelaku usaha, kerjasama antar pemerintah daerah, dan perkembangan ekonomi Labuan Bajo menjadi faktor kunci keberhasilan ini.