Efisiensi Anggaran Kemenkes: Fokus Perkuat Pencegahan Penyakit
Pakar kesehatan menyoroti pemangkasan anggaran Kemenkes sebagai momentum untuk menguatkan upaya promotif dan preventif, terutama pelayanan kesehatan primer serta pemberdayaan masyarakat.
![Efisiensi Anggaran Kemenkes: Fokus Perkuat Pencegahan Penyakit](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230307.025-efisiensi-anggaran-kemenkes-fokus-perkuat-pencegahan-penyakit-1.jpg)
JAKARTA, 6 Februari 2024 - Pemangkasan anggaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi sorotan, namun Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi, Prof. Tjandra Yoga Aditama, melihatnya sebagai peluang. Beliau menekankan pentingnya memperkuat upaya promotif dan preventif untuk kesehatan masyarakat.
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis lalu, Prof. Tjandra, yang juga pakar Ilmu Kesehatan dari FKUI, menyatakan bahwa prioritas utama penggunaan anggaran kesehatan yang terbatas harus difokuskan pada kegiatan langsung di lapangan. Ini berarti lebih banyak investasi pada pencegahan penyakit daripada pengobatan.
Prioritas pada Pencegahan Penyakit
Prof. Tjandra menjelaskan bahwa upaya promotif dan preventif mencakup berbagai hal penting. Edukasi kesehatan masyarakat, imunisasi, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta penguatan program gizi menjadi fokus utama. Beliau berpendapat pendekatan ini lebih efektif dan ekonomis daripada hanya bergantung pada layanan kuratif yang cenderung lebih mahal.
"Prioritas penggunaan anggaran harus diutamakan ke kegiatan langsung di lapangan, utamanya kegiatan promotif-preventif," tegas Prof. Tjandra. Hal ini sejalan dengan upaya menekan angka kesakitan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer
Selain itu, Prof. Tjandra juga menyoroti pentingnya pelayanan kesehatan primer. Puskesmas dan fasilitas kesehatan tingkat pertama harus diperkuat untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah terpencil. Akses yang merata dan mudah terhadap layanan kesehatan dasar merupakan kunci pencegahan penyakit.
"Perlu diutamakan pelayanan kesehatan primer untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat kita. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier dilakukan sesuai indikasi yang diperlukan," tambahnya. Ini menekankan pentingnya membangun fondasi kesehatan yang kuat dari tingkat paling dasar.
Peran Serta Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
Prof. Tjandra juga menekankan pentingnya peran serta tenaga kesehatan. Kerja sama yang erat antara pemerintah dan petugas kesehatan di berbagai tingkatan sangat krusial. Pemberdayaan masyarakat juga penting, namun harus dibarengi dengan kesadaran masyarakat sendiri untuk memprioritaskan kesehatan.
Beliau menambahkan, "Selain pemberdayaan masyarakat, perlu upaya maksimal agar masyarakat memberi prioritas tinggi pada kesehatan diri dan keluarganya." Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program kesehatan.
Efisiensi dan Diplomasi Kesehatan
Dalam konteks efisiensi anggaran, Prof. Tjandra menyarankan pengurangan kegiatan yang tidak esensial, seperti perjalanan dinas dan kegiatan seremonial. Beliau juga mendorong penggunaan SDM ASN yang ada secara optimal. Efisiensi ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan kesehatan.
Lebih lanjut, Prof. Tjandra mendorong peningkatan diplomasi kesehatan regional dan global. Kerjasama internasional dapat memperkuat upaya kesehatan dalam negeri dan membuka akses terhadap sumber daya dan pengetahuan baru. Hal ini penting untuk menghadapi tantangan kesehatan global.
Menkes Pastikan Pelayanan Kesehatan Tetap Optimal
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah memastikan bahwa efisiensi anggaran tidak akan mengurangi pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pemotongan anggaran akan difokuskan pada kegiatan non-esensial, seperti rapat, perjalanan dinas, dan perayaan, dengan pengurangan sekitar 50%. Anggaran Kemenkes untuk tahun 2025 sebesar Rp105,7 triliun, dan pemerintah menargetkan penghematan sekitar Rp19 triliun.
Dengan demikian, efisiensi anggaran Kemenkes diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi program kesehatan, terutama dalam upaya promotif dan preventif, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sehat.