Efisiensi Anggaran Pemerintah: Rektor Untar Harap Dana Riset Dosen Terjaga
Rektor Untar, Prof. Dr. Ahmad Sudiro, berharap efisiensi anggaran pemerintah tidak mengurangi dana riset dosen agar Tri Dharma Perguruan Tinggi tetap berjalan optimal, meskipun perguruan tinggi swasta (PTS) relatif lebih mandiri.
![Efisiensi Anggaran Pemerintah: Rektor Untar Harap Dana Riset Dosen Terjaga](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000048.722-efisiensi-anggaran-pemerintah-rektor-untar-harap-dana-riset-dosen-terjaga-1.jpeg)
Jakarta, 10 Februari 2024 - Penghematan anggaran pemerintah menimbulkan kekhawatiran di berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan tinggi. Prof. Dr. Ahmad Sudiro, Rektor Universitas Tarumanagara (Untar), menyampaikan harapan agar efisiensi ini tidak memengaruhi dana riset dosen. Pernyataan ini disampaikan usai perayaan Imlek bersama di Jakarta.
"Kami berharap efisiensi pemerintah tidak berdampak pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama anggaran riset melalui hibah penelitian," ujar Rektor Untar. Dana riset, menurut beliau, sangat penting untuk pengembangan keilmuan, peningkatan kualitas pembelajaran, dan kontribusi dosen pada masyarakat.
Dampak Efisiensi Anggaran terhadap Riset dan Pengabdian Masyarakat
Rektor Untar menekankan pentingnya mempertahankan anggaran riset dan pengabdian masyarakat. Pemangkasan anggaran, meskipun mungkin tidak signifikan, tetap berdampak pada perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta (PTS). Hal ini dikarenakan dana riset dan pengabdian masyarakat merupakan pilar penting dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Ia menambahkan, "Pemangkasan ini memiliki dampak pada perguruan tinggi swasta (PTS), terutama para dosen meskipun tidak terlalu signifikan." Hal ini menunjukkan keprihatinan Untar terhadap potensi penurunan kualitas riset dan pengabdian masyarakat akibat pengurangan anggaran.
Perguruan Tinggi Swasta dan Kemandirian Keuangan
Berbeda dengan pandangan Rektor Untar, Ketua Pengurus Yayasan Tarumanagara, Prof. Dr. Ariawan Gunadi, memiliki perspektif yang sedikit berbeda. Beliau menyatakan bahwa PTS, termasuk Untar, relatif lebih terbiasa dengan kemandirian finansial. Oleh karena itu, dampak efisiensi anggaran pemerintah terhadap PTS tidak sebesar dampaknya terhadap Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
"Paling terdampak dalam efisiensi anggaran ini adalah PTN, kalau PTS sudah terbiasa membiayai dirinya sendiri. Akan tetapi pasti ini ada implikasinya meskipun kecil, tapi kami berharap bisa terselesaikan dengan cepat," ungkap Prof. Ariawan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun PTS relatif lebih mandiri, efisiensi anggaran tetap memiliki dampak, meskipun kecil.
Untar: Kampus Nasionalis dan Jaringan ASEAN University Network
Di tengah isu efisiensi anggaran, Untar juga turut memperingati Imlek dengan tema "Kebijaksanaan dalam Keberagaman, Harmoni dalam Langkah." Prof. Ariawan menekankan komitmen Untar sebagai kampus nasionalis yang menjunjung tinggi keberagaman. Nilai keberagaman ini menjadi kekuatan Untar sebagai kampus kelas dunia.
Lebih lanjut, Prof. Ariawan juga menyampaikan bahwa Untar baru saja bergabung sebagai anggota ASEAN University Network, sebuah jaringan yang terdiri dari 25 kampus papan atas dunia. Keanggotaan ini menunjukkan prestasi Untar di kancah internasional dan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan.
Kesimpulan
Efisiensi anggaran pemerintah menjadi perhatian utama bagi perguruan tinggi, termasuk Untar. Meskipun PTS relatif lebih mandiri, Rektor Untar tetap berharap agar dana riset dosen tidak terdampak. Hal ini penting untuk menjaga kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kontribusi perguruan tinggi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Untar, sebagai kampus nasionalis dan anggota ASEAN University Network, berkomitmen untuk tetap berkontribusi pada kemajuan pendidikan Indonesia.