Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat
BNPB dan Pemkab Halmahera Barat sepakat mengevakuasi warga di sekitar Gunung Ibu yang berstatus awas, menempatkan mereka di lokasi pengungsian yang aman.

Erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, memaksa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat untuk mengambil langkah cepat. Mereka sepakat melakukan evakuasi warga dari zona bahaya gunung berapi tersebut. Keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi pada 18 Januari 2024, merespon rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menetapkan status level 4 atau awas.
Berdasarkan rekomendasi PVMBG, enam desa di Kecamatan Tabaru masuk zona bahaya radius 5-6 kilometer dari kawah Gunung Ibu. Desa-desa tersebut meliputi Sangaji Nyeku, Sosangaji, Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, dan Todoke. Proses evakuasi ini bertujuan melindungi warga dari potensi bahaya erupsi yang lebih besar. Bupati Halmahera Barat, James Uang, menekankan pentingnya evakuasi ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Warga Desa Sangaji Nyeku telah dievakuasi sepenuhnya menuju titik-titik pengungsian yang telah disiapkan oleh tim gabungan. Proses evakuasi di lima desa lainnya sedang berlangsung. Pemerintah daerah melibatkan kepala desa dan tokoh masyarakat untuk memperlancar proses perpindahan warga ke lokasi pengungsian sementara.
Bupati Halmahera Barat juga telah mengeluarkan imbauan resmi kepada Camat Tabaru dan para kepala desa setempat. Imbauan tersebut berisi himbauan untuk menghindari aktivitas di zona bahaya Gunung Ibu, bijak dalam memberikan izin keramaian, dan segera berlindung ke tempat aman saat terjadi letusan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pengendalian dan pengamanan penanggulangan bencana erupsi Gunung Ibu.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh perwakilan BNPB, termasuk Deputi Bidang Sistem dan Strategi Raditya Jati dan Direktur Dukungan Infrastruktur Darurat Andria Yuferryzal. Pihak lain yang hadir antara lain BPBD Provinsi Maluku Utara, Bupati dan Sekda Halmahera Barat, Dandim 1501/Ternate, Kapolres Halmahera Barat, Forkopimda Halmahera Barat, kepala desa, dan tokoh masyarakat dari zona bahaya Gunung Ibu.
Pos Komando diaktifkan dengan Dandim 1501/Ternate, Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono, sebagai komandan. TNI, Polri, Satpol PP, dan tenaga kesehatan telah dikerahkan untuk mendukung proses evakuasi. Sebanyak 260 personel telah diterjunkan dan diharapkan dapat menyelesaikan evakuasi dalam waktu dua hari.
BNPB sendiri berperan memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah dan memenuhi kebutuhan yang kurang. Deputi Raditya Jati menekankan pentingnya memastikan tidak ada aktivitas di zona terancam selama status Gunung Ibu masih awas. Fokus utama saat ini adalah menyelesaikan evakuasi dan memastikan keselamatan warga di lokasi pengungsian yang aman.