Gerakan Ayah Teladan: Wujud Kesetaraan Gender di Hari Kartini
Peluncuran Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di Majalengka sebagai wujud kesetaraan gender dan peran aktif ayah dalam pengasuhan anak, di momen peringatan Hari Kartini.

Majalengka, Jawa Barat, 21 April 2024 - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA)/Kepala BKKBN, Wihaji, meluncurkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Peluncuran ini bertepatan dengan peringatan Hari Kartini dan bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pengasuhan anak. Inisiatif ini menjawab permasalahan kurangnya keterlibatan ayah dalam kehidupan anak, yang berdampak pada perkembangan anak secara emosional, sosial, dan kognitif. Peluncuran GATI juga dibarengi dengan kampanye vasektomi sebagai bentuk komitmen kesetaraan peran pria dalam perencanaan keluarga.
Dalam dialog dengan ratusan pegiat dan komunitas ayah teladan di Islamic Center Majalengka, Menteri Wihaji menjelaskan bahwa GATI merupakan bagian dari emansipasi pria. "Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) bagian dari emansipasi pria karena Kartini sudah berjuang pada zamannya. Seorang perempuan dalam konteks gender, mempunyai hak yang sama dengan laki-laki kecuali melahirkan, menyusui dan hamil," ujarnya. Ia menekankan pentingnya peran ayah dalam keluarga, bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pengasuh dan pendamping anak.
Data UNICEF tahun 2021 menunjukkan sekitar 20,9 persen anak di Indonesia tumbuh tanpa figur ayah. Sementara data BPS tahun yang sama menunjukkan hanya 37,17 persen anak usia 0-5 tahun dibesarkan bersama kedua orang tua. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk meluncurkan GATI sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pengasuhan anak dan membentuk generasi yang berkarakter, bukan generasi yang lemah dan mudah menyerah, yang sering disebut sebagai generasi 'stroberi'.
Program dan Pendekatan GATI
Kementerian PPA/BKKBN menyiapkan berbagai program GATI melalui beberapa pendekatan. Pendekatan layanan konseling dilakukan melalui website Siapnikah dan Satyagatra. Pendekatan berbasis komunitas dilakukan melalui Konsorsium Penggiat dan Komunitas Ayah Teladan (Kompak Tenan). Terdapat pula pendekatan melalui Desa/Kelurahan Ayah Teladan (Dekat) di Kampung Keluarga Berkualitas, dan pendekatan melalui basis sekolah, yakni Sekolah Bersama Ayah (Sebaya). Semua inisiatif ini bertujuan untuk membentuk budaya pengasuhan yang berkeadilan gender.
GATI menekankan pentingnya partisipasi aktif kedua orang tua dalam pengasuhan anak yang efektif. Program ini juga fokus pada pengasuhan emosional dan pendampingan di masa remaja. Kehadiran ayah yang aktif diharapkan dapat membentuk keluarga yang berkualitas dan melahirkan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Menteri Wihaji menambahkan bahwa peran ayah sangat penting dalam perkembangan anak, baik secara emosional, sosial, maupun kognitif. Seringkali, peran ayah terabaikan dan hanya dianggap sebagai pencari nafkah. Padahal, keterlibatan ayah dalam kehidupan sehari-hari anak sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal.
Vasektomi: Komitmen Kesetaraan
Peluncuran GATI juga diiringi dengan kampanye vasektomi atau metode kontrasepsi pria di 34 provinsi di Indonesia. Hal ini sebagai bentuk nyata komitmen kesetaraan peran pria dalam perencanaan keluarga dan pengendalian kelahiran. "Ini (vasektomi) adalah wujud cinta, komitmen, dan kesetaraan dalam perencanaan keluarga," tegas Menteri Wihaji.
Dengan berbagai program dan pendekatan yang inovatif dan relevan, GATI diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan kurangnya peran ayah dalam keluarga Indonesia dan berkontribusi dalam mewujudkan keluarga berkualitas serta generasi penerus bangsa yang unggul.
Melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan. Partisipasi aktif para ayah dalam pengasuhan anak diharapkan dapat menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.