Harga Bahan Pokok di Jambi Stabil Jelang Lebaran, Gubernur Haris Pastikan Stok Aman
Jelang Idul Fitri, Gubernur Jambi Al Haris bersama Kapolda dan Danrem memantau pasar tradisional dan memastikan harga bahan pokok relatif stabil, dengan stok yang cukup aman.

Jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, tepatnya H-3, suasana di pasar tradisional Kota Jambi terpantau kondusif. Gubernur Jambi, Al Haris, bersama Kapolda Jambi, Irjen Pol Krisno Halomoan Siregar, dan Danrem 042/Garuda Putih, Brigjen TNI Heri Purwanto, melakukan pemantauan langsung ke Pasar Angso Duo pada Kamis (27/4). Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan kestabilan harga dan ketersediaan stok bahan pokok menjelang Lebaran. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi juga turut serta dalam kegiatan ini.
Dalam kunjungannya, Gubernur Al Haris dan rombongan berdialog langsung dengan para pedagang, menanyakan harga dan pasokan berbagai komoditas penting seperti cabai, beras, minyak goreng, dan daging. Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan tidak terjadi lonjakan harga yang memberatkan masyarakat. Kehadiran unsur pemerintah daerah dan aparat keamanan ini memberikan rasa aman dan kepercayaan kepada para pedagang dan konsumen.
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa secara umum harga bahan pokok di Kota Jambi masih relatif stabil. Meskipun ada beberapa komoditi yang mengalami sedikit kenaikan, namun kenaikan tersebut tidak signifikan. Gubernur Al Haris menekankan pentingnya pengawasan untuk mencegah penimbunan dan spekulasi harga yang dapat merugikan masyarakat.
Harga Bahan Pokok di Pasar Angso Duo
Berdasarkan pantauan langsung di Pasar Angso Duo, berikut beberapa harga bahan pokok yang tercatat: daging ayam broiler dijual dengan harga Rp30.000/kg, daging sapi segar Rp150.000/kg, sementara daging beku dibanderol dengan harga Rp90.000/kg hingga Rp120.000/kg. Untuk cabai, harga cabai merah keriting mencapai Rp44.000/kg, cabai rawit hijau Rp60.000/kg, cabai hijau Rp20.000/kg. Tomat dijual dengan harga Rp12.000/kg, kentang Rp16.000/kg, kedelai Rp12.000/kg, kacang tanah Rp27.000/kg, dan kacang hijau Rp24.000/kg.
Harga beras premium terpantau Rp15.500/kg, beras medium Rp11.500/kg, minyak goreng bersubsidi (Minyakita) Rp15.700/liter, dan minyak sayur curah Rp19.000/liter. Komoditas lain seperti wortel dijual Rp11.000/kg, timun Rp8.000/kg, terong Rp12.000/kg, jagung Rp8.000/kg, tempe Rp6.000/potong, tahu Rp800/buah, bawang merah Rp41.000/kg, bawang putih Rp40.000/kg, telur ayam Rp1.400 hingga Rp1.900/butir, dan telur ayam kampung Rp2.000/butir.
Gubernur Al Haris menyampaikan bahwa stok bahan pokok di tingkat pedagang besar masih aman. Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menjaga kelancaran distribusi barang ke Jambi agar tidak terjadi kelangkaan dan kenaikan harga yang signifikan. "Kita harus meyakinkan barangnya ada, yang kita antisipasi agar tidak terjadi kelangkaan dan kita juga minta pedagang jangan berspekulasi naik tinggi dan jangan ada yang menimbun," tegas Gubernur Al Haris.
Langkah Antisipasi Kenaikan Harga
Pemerintah Provinsi Jambi berkomitmen untuk terus memantau dan mengawasi harga bahan pokok. Selain itu, upaya untuk memastikan kelancaran distribusi dan ketersediaan stok juga terus dilakukan. Kerjasama dengan para agen dan pedagang sangat penting untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah praktik-praktik yang merugikan konsumen. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang dan nyaman tanpa khawatir akan lonjakan harga bahan pokok.
Gubernur juga menekankan pentingnya peran para agen dalam membantu pemerintah untuk menjaga stabilitas harga. Distribusi yang lancar merupakan kunci utama dalam mencegah kelangkaan dan kenaikan harga. Dengan adanya pengawasan yang ketat dan kerjasama yang baik antara pemerintah, aparat keamanan, dan para pelaku usaha, diharapkan harga bahan pokok di Jambi dapat tetap stabil hingga setelah Lebaran.
Secara keseluruhan, situasi pasar menjelang Lebaran di Jambi terpantau aman dan terkendali. Harga bahan pokok relatif stabil dan stok cukup tersedia. Komitmen pemerintah untuk terus memantau dan mengawasi situasi di lapangan memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa kebutuhan pokok akan tetap tercukupi.