Harga Gabah di Bawah HPP: Mentan Sebut 70 Persen Petani Terdampak
Menteri Pertanian menyatakan 70 persen petani menjual gabah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) meskipun produksi beras diproyeksikan surplus, sehingga pemerintah menyiapkan strategi untuk menyerap hasil panen.
![Harga Gabah di Bawah HPP: Mentan Sebut 70 Persen Petani Terdampak](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000130.352-harga-gabah-di-bawah-hpp-mentan-sebut-70-persen-petani-terdampak-1.jpg)
Petani dan Harga Gabah
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman baru-baru ini mengumumkan kabar yang cukup memprihatinkan. Sebanyak 70 persen petani di Indonesia menjual gabah kering mereka di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Mentan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa lalu. Fakta ini tentu menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya terhadap kesejahteraan para petani.
Penyebab dan Dampak
Mengapa hal ini terjadi meskipun proyeksi produksi beras meningkat? Mentan menjelaskan bahwa 30 persen provinsi yang masih di atas HPP kemungkinan besar belum memasuki masa panen. Dengan kata lain, mayoritas petani yang sudah panen terpaksa menjual gabah dengan harga lebih rendah daripada yang ditetapkan pemerintah. Situasi ini tentunya berdampak pada pendapatan dan perekonomian petani.
Produksi Beras dan Surplus
Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi peningkatan produksi beras hingga 50 persen pada Januari-Maret 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 8 juta ton. Proyeksi ini bahkan meningkat hingga 13-14 juta ton hingga April 2025. Artinya, terdapat surplus sekitar 4 juta ton beras pada periode Januari-April 2025. Meskipun ada surplus, kenyataannya harga jual gabah di tingkat petani masih rendah.
Langkah Pemerintah
Pemerintah menyadari pentingnya periode panen raya Februari-April. Untuk memastikan serapan gabah berjalan optimal, pemerintah mengambil langkah strategis. Presiden telah menggelontorkan dana Rp16,6 triliun tanpa bunga kepada Bulog. Dana ini bertujuan untuk memberikan modal cukup bagi Bulog dalam menyerap hasil panen petani secara maksimal.
Kebijakan dan Jaminan
Pemerintah juga memastikan kesiapan operasional, termasuk gudang dan dana, untuk mendukung program serapan gabah. Dengan adanya Inpres yang telah diterbitkan, Mentan menekankan bahwa tidak ada alasan bagi program ini untuk gagal. HPP Gabah Kering Panen di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram melalui Keputusan Kepala Bapanas Nomor 14 Tahun 2025.
Kesimpulan
Meskipun terdapat proyeksi surplus beras, kenyataan di lapangan menunjukkan sebagian besar petani menjual gabah di bawah HPP. Pemerintah berupaya mengatasi permasalahan ini dengan menggelontorkan dana besar dan memastikan kesiapan infrastruktur untuk menyerap hasil panen. Keberhasilan program ini sangat penting untuk menjamin kesejahteraan petani dan stabilitas harga beras di Indonesia.