IHSG Diprediksi Mendatar: The Fed Jaga Suku Bunga, Pasar Menanti AS-China
The Fed mempertahankan suku bunga acuan, IHSG diprediksi bergerak mendatar di kisaran 6.850-6.970, pelaku pasar fokus pada pertemuan AS-China dan kebijakan moneter global.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan bergerak mendatar pada perdagangan Kamis. Hal ini seiring dengan keputusan The Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya. IHSG dibuka menguat 19,75 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.945,98, sementara indeks LQ45 naik 2,54 poin atau 0,33 persen ke posisi 779,59. Keputusan The Fed ini telah diantisipasi pasar, namun tetap mempengaruhi pergerakan IHSG.
Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memprediksi IHSG akan bergerak dalam kisaran 6.850 hingga 6.970. Pergerakan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik domestik maupun internasional. Faktor eksternal menjadi dominan dalam menentukan sentimen pasar hari ini.
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,5 persen telah memicu berbagai reaksi. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengingatkan akan risiko lonjakan inflasi akibat kebijakan tarif impor tinggi pemerintah AS, serta potensi kenaikan angka pengangguran dan perlambatan ekonomi, bahkan kontraksi di AS. Namun, potensi kesepakatan perdagangan (trade deals) dengan negara lain, terutama China, memberikan harapan bagi pelaku pasar.
Pertemuan AS-China dan Kebijakan Moneter Global
Pertemuan antara delegasi AS dan China yang dijadwalkan di Swiss pada 10 dan 11 Mei 2025 menjadi sorotan utama. Pertemuan ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan perdagangan dan meredam kekhawatiran akan risiko ekonomi yang diutarakan The Fed. Hasil positif dari pertemuan ini berpotensi mendorong sentimen positif di pasar.
Di sisi domestik, Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa (cadev) periode April 2025. Namun, sentimen pasar lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal, termasuk perkembangan perang India dan Pakistan, serta kebijakan moneter bank sentral Inggris, Norwegia, dan Swedia.
Bank sentral China (PBoC) telah mengambil langkah menurunkan suku bunga reverse repo tujuh hari menjadi 1,4 persen dari 1,5 persen dan menurunkan rasio cadangan perbankan sebesar 50 basis poin menjadi 6,2 persen pada Mei 2025. Langkah ini bertujuan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Kondisi pasar global turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Bursa AS Wall Street ditutup menguat pada Rabu (7/5/2025), didorong oleh saham semikonduktor setelah adanya laporan pelonggaran peraturan tentang chip artificial intelligence (AI). Indeks Dow Jones naik 0,70 persen, S&P 500 naik 0,43 persen, dan Nasdaq Composite menguat 0,27 persen.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei menguat 0,09 persen, indeks Shanghai menguat 0,33 persen, sementara indeks Kuala Lumpur melemah 0,22 persen dan indeks Strait Times melemah 0,57 persen. Pergerakan ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor spesifik di masing-masing negara.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG diperkirakan akan tetap fluktuatif dalam jangka pendek. Keputusan The Fed, pertemuan AS-China, dan perkembangan ekonomi global akan terus menjadi faktor penentu utama. Pelaku pasar disarankan untuk mencermati perkembangan tersebut dan mengambil keputusan investasi yang bijak.
Meskipun ada potensi kenaikan, kehati-hatian tetap diperlukan mengingat masih ada ketidakpastian ekonomi global. Data cadangan devisa dari BI juga akan menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menilai kondisi ekonomi domestik.