Indonesia dan Norwegia Perluas Kerja Sama Lingkungan, Bidik Pengurangan Emisi dan Pembangunan Berkelanjutan
KLH RI dan Norwegia sepakat perluas kerja sama lingkungan, fokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca, perdagangan karbon, dan rehabilitasi mangrove untuk pembangunan berkelanjutan.

Jakarta, 19 Februari 2024 - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) Republik Indonesia dan Pemerintah Norwegia sepakat untuk memperluas kerja sama di sektor lingkungan hidup. Pertemuan antara Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriyono dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Eriksen di Kantor KLH Jakarta, Rabu (19/2), menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan kolaborasi dalam penanganan perubahan iklim dan upaya pembangunan berkelanjutan.
Pertemuan tersebut membahas berbagai isu penting, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Kedua pihak menekankan pentingnya pendekatan yang tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Wamen LH Diaz menyatakan, "Kami juga setuju bahwa ide ini bukan hanya untuk mengurangkan emisi, tapi juga untuk menciptakan pekerjaan dan saya pikir dengan memiliki ide ini bersama-sama, kita bisa mencapai apa yang disebut pembangunan yang berkelanjutan."
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target pembangunan berkelanjutan Indonesia. Kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi dalam berbagai sektor terkait, termasuk pengelolaan sampah, rehabilitasi mangrove dan gambut, serta pengembangan perdagangan karbon.
Potensi Besar Kolaborasi Indonesia-Norwegia di Sektor Lingkungan
Pertemuan tersebut juga membahas sektor-sektor lain yang terkait erat dengan penanganan perubahan iklim. Salah satu fokus utama adalah pengelolaan sampah, mengingat tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola limbah yang terus meningkat. Rehabilitasi mangrove dan gambut juga menjadi isu penting, mengingat peran ekosistem tersebut dalam menyerap karbon dan melindungi keanekaragaman hayati.
Perdagangan karbon juga menjadi topik diskusi yang penting. Indonesia baru-baru ini meluncurkan perdagangan karbon internasional, dan kerja sama dengan Norwegia diharapkan dapat memperkuat sistem perdagangan karbon di Indonesia dan meningkatkan daya saingnya di pasar internasional. Kolaborasi ini akan membantu Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi GRK yang telah ditetapkan.
Menteri Andreas Bjelland Eriksen mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin antara Indonesia dan Norwegia selama bertahun-tahun, khususnya dalam pendanaan berbasis kontribusi (result based contribution) untuk mendukung upaya menekan emisi GRK di Indonesia. Ia melihat potensi besar untuk perluasan kerja sama di masa mendatang.
Kerja Sama Berkelanjutan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Menteri Andreas menekankan potensi besar kolaborasi yang dapat dilakukan kedua negara. "Saya melihat potensi yang besar untuk area kolaborasi yang dapat kita lakukan. Kita dapat bekerja sama dalam banyak isu, tidak hanya untuk mengurangi emisi dengan cepat tapi juga menciptakan pekerjaan dan kesempatan, menciptakan nilai untuk Indonesia," ujarnya. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk membangun kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan.
Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada aspek ekonomi dan sosial. Dengan menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi baru, kerja sama ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pendekatan terintegrasi ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, yang menekankan keseimbangan antara aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Secara keseluruhan, pertemuan antara KLH RI dan Pemerintah Norwegia menandai langkah penting dalam memperkuat kerja sama bilateral di bidang lingkungan hidup. Kesepakatan untuk memperluas kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi upaya Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
Kedua negara berkomitmen untuk terus meningkatkan kolaborasi dan berbagi pengetahuan dan teknologi untuk mencapai tujuan bersama dalam melindungi lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menghadapi tantangan perubahan iklim secara global.