Inflasi Indonesia Diprediksi 2,33 Persen di Akhir 2025
Kepala Ekonom Bank Permata memproyeksikan inflasi Indonesia mencapai 2,33 persen pada akhir 2025, dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik dan faktor global.

Inflasi Indonesia di Akhir 2025: Proyeksi 2,33 Persen
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memprediksi inflasi Indonesia akan berada di angka 2,33 persen pada akhir tahun 2025. Proyeksi ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk fluktuasi harga akibat kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi global. Perkiraan ini muncul setelah deflasi Januari 2025 mencapai 0,76 persen (mtm), berbalik dari inflasi 0,44 persen (mtm) di Desember 2024.
Diskon Listrik dan Dampaknya
Penurunan harga secara umum di Januari 2025 didorong terutama oleh kebijakan diskon tarif listrik rumah tangga yang diterapkan pemerintah sejak 1 Januari 2025. Josua menjelaskan, "Karena pemerintah telah membatasi diskon tarif listrik untuk periode dua bulan, kami mengantisipasi bahwa inflasi akan tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5 - 3,5 persen pada akhir tahun, kecuali jika kebijakan tersebut diperpanjang." Diskon tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap deflasi, mencapai 1,44 persen, dengan penurunan tarif listrik hingga 32,03 persen (mtm).
Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Inflasi
Selain kebijakan diskon listrik, beberapa faktor lain juga turut mempengaruhi proyeksi inflasi. Pemulihan permintaan konsumen diperkirakan akan mendorong inflasi sisi permintaan yang moderat. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga memainkan peran penting. Kenaikan harga komoditas tertentu, seperti cabai merah dan rawit akibat gangguan pasokan karena curah hujan tinggi, juga berkontribusi pada inflasi.
Inflasi Inti dan Kenaikan Harga Emas
Inflasi inti di bulan Januari 2025 meningkat menjadi 0,30 persen (mtm). Kenaikan ini sebagian disebabkan oleh depresiasi rupiah dan penguatan pasar emas global, yang berdampak pada kenaikan harga emas domestik dan menyumbang 0,02 persen terhadap inflasi umum. Kenaikan harga minyak goreng juga menambah 0,02 persen pada inflasi umum.
Kesimpulan
Kesimpulannya, proyeksi inflasi Indonesia di akhir 2025 sebesar 2,33 persen merupakan perkiraan yang mempertimbangkan berbagai faktor kompleks. Kebijakan pemerintah, seperti diskon tarif listrik, memiliki pengaruh signifikan, namun faktor-faktor lain seperti pemulihan permintaan konsumen, fluktuasi nilai tukar, dan harga komoditas juga perlu dipertimbangkan. Pemerintah sendiri telah menegaskan tidak akan memperpanjang diskon listrik 50 persen yang berlaku selama Januari dan Februari 2025.