Inflasi Lampung Januari 2025: Naik 1,04 Persen Secara Tahunan
Inflasi tahunan di Lampung mencapai 1,04 persen pada Januari 2025, didorong kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau, sementara inflasi bulanan mengalami deflasi 0,71 persen.
![Inflasi Lampung Januari 2025: Naik 1,04 Persen Secara Tahunan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220133.091-inflasi-lampung-januari-2025-naik-104-persen-secara-tahunan-1.jpg)
Inflasi tahunan di Lampung mencapai 1,04 persen pada Januari 2025, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. Kenaikan ini terutama didorong oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 4,08 persen dan berkontribusi sebesar 1,35 persen terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Lampung, Sapto Rakhmawan, dalam keterangan daring di Bandarlampung.
Lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau adalah kopi bubuk (0,28 persen), sigaret keretek mesin (SKM) (0,22 persen), bawang merah (0,22 persen), cabai rawit (0,18 persen), dan daging ayam ras (0,15 persen). Artinya, kenaikan harga komoditas-komoditas ini menjadi faktor utama peningkatan inflasi tahunan di Lampung.
Berbeda dengan inflasi tahunan, inflasi bulanan Lampung justru mengalami deflasi sebesar 0,71 persen pada Januari 2025. Lima komoditas yang berkontribusi terbesar terhadap deflasi ini adalah tarif listrik (1,54 persen), tomat (0,10 persen), bawang merah (0,09 persen), cumi-cumi (0,05 persen), dan ikan kembung (0,04 persen). Penurunan harga komoditas ini membantu menekan angka inflasi secara bulanan.
Inflasi berdasarkan tahun kalender (Januari 2025 terhadap Desember 2024) tercatat sebesar 0,71 persen. Secara spasial, inflasi tahunan antarwilayah di empat daerah yang dicakup indeks harga konsumen (IHK) bervariasi. Kota Metro mencatat inflasi tertinggi (1,54 persen), sementara Kabupaten Lampung Timur mencatat inflasi terendah (0,73 persen).
Indeks Harga Konsumen (IHK) juga menunjukkan disparitas antar daerah. Kabupaten Mesuji memiliki IHK tertinggi (110,33), sedangkan Kota Metro memiliki IHK terendah (106,13). Perbedaan ini menunjukan variasi kondisi ekonomi di berbagai wilayah Lampung.
Kesimpulannya, meskipun inflasi tahunan di Lampung tercatat sebesar 1,04 persen pada Januari 2025, inflasi bulanan justru mengalami deflasi. Kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau menjadi pendorong utama inflasi tahunan, sementara penurunan harga beberapa komoditas lainnya berkontribusi pada deflasi bulanan. Data ini menunjukkan kompleksitas dinamika harga di Provinsi Lampung dan pentingnya pemantauan berkelanjutan.
Perlu adanya analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan fluktuasi harga komoditas tersebut, serta dampaknya terhadap perekonomian masyarakat Lampung. Pemantauan dan antisipasi terhadap potensi kenaikan harga komoditas ke depannya juga perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.