ITF Bawuran: Solusi Mengatasi Sampah Yogyakarta?
Wali Kota Yogyakarta optimis ITF Bawuran di Bantul mampu mengatasi masalah sampah di Yogyakarta, meskipun masih dalam tahap uji coba dan terdapat sedikit kendala emisi.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan optimismenya terhadap Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran di Kabupaten Bantul sebagai solusi permasalahan sampah di Yogyakarta. ITF Bawuran ditargetkan menjadi solusi utama pengelolaan sampah Kota Yogyakarta yang saat ini baru mampu menangani sekitar separuh dari total sampah harian, yakni 150 ton dari total 300 ton.
Optimisme ini sejalan dengan program 100 hari kerja Wali Kota yang fokus pada penanganan masalah sampah. Penutupan sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta, termasuk depo sampah Kotabaru dan Lempuyangan, menjadi bagian dari strategi ini. Hasto menargetkan 14 depo sampah dikosongkan hingga Idul Fitri 2025, dengan target 46 depo bersih dari sampah dalam 100 hari kerja.
Namun, Wali Kota menekankan pentingnya kerja sama antarpemerintah (government to government) dalam pengoperasian ITF Bawuran, bukan kerja sama bisnis (business to business), agar tarif pengelolaan sampah tetap terjangkau. Saat ini, tarif sementara ditetapkan Rp460.000 per ton, dan akan diformalkan dalam peraturan agar seragam.
ITF Bawuran: Uji Coba dan Tantangan
Dalam tahap awal operasional, ITF Bawuran hanya akan mengolah maksimal 50 ton sampah per hari hingga April mendatang sebagai uji coba. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelancaran sistem sebelum beroperasi penuh. Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono, menjelaskan bahwa pengoperasian akan dilakukan secara bertahap.
Sebelum beroperasi, insinerator ITF Bawuran telah diuji kualitas udaranya oleh Balai Laboratorium Lingkungan DLHK DIY. Hasil uji menunjukkan Total Suspended Particulates (TSP) mencapai 231,55 mikrogram per meter kubik, sedikit di atas baku mutu (230 mikrogram per meter kubik). Direktur PD Aneka Darma, Yuli Budi Sasangka, menjelaskan bahwa uji emisi sebelum pengoperasian menunjukkan semua parameter berada di bawah baku mutu lingkungan.
Meskipun terdapat sedikit kendala terkait emisi, pemerintah daerah tetap optimistis ITF Bawuran dapat menjadi solusi jangka panjang. Langkah-langkah perbaikan dan evaluasi terus dilakukan untuk memastikan operasional berjalan sesuai standar dan ramah lingkungan.
Pemerintah daerah juga berupaya untuk memastikan tarif pengelolaan sampah tetap terjangkau bagi masyarakat. Kerja sama antar pemerintah diharapkan dapat membantu menekan biaya operasional dan menjaga keberlanjutan program pengelolaan sampah ini.
Depo Sampah Tertutup, Solusi Sampah Yogyakarta Terintegrasi
Penutupan depo sampah di Kota Yogyakarta merupakan bagian integral dari strategi pengelolaan sampah terpadu. Dengan beralih ke ITF Bawuran, diharapkan masalah penumpukan sampah di berbagai titik di Kota Yogyakarta dapat teratasi secara efektif. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pelestarian kawasan heritage seperti Kotabaru.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memantau dan mengevaluasi kinerja ITF Bawuran. Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kerjasama yang baik antar instansi pemerintah dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Ke depan, diharapkan akan ada sistem pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan di Yogyakarta, yang melibatkan peran aktif masyarakat dan teknologi yang ramah lingkungan.
Dengan teratasinya masalah sampah, diharapkan kualitas lingkungan di Yogyakarta akan semakin membaik dan mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan.