Kementerian Kolaborasi Wujudkan Desa Berkelanjutan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal berkolaborasi untuk menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan melalui program ekonomi sirkular dan Proklim, dimulai dengan aksi Desa Tanpa Sampah di Lombok.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) resmi bekerja sama mewujudkan desa-desa mandiri dan berkelanjutan. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dan Menteri Desa PDTT, Yandri Susanto, di Jakarta pada Senin lalu.
Kolaborasi antar kementerian ini difokuskan pada pengembangan program-program desa dan kebijakan perlindungan serta pengelolaan lingkungan. Salah satu langkah strategisnya adalah memperkuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular dan Program Kampung Iklim (Proklim).
Penguatan Ekonomi Desa dan Pelestarian Lingkungan
Tujuan utama dari MoU ini adalah meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat desa dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat desa dalam program edukasi, diharapkan akan tercipta budaya peduli lingkungan sejak dini. Desa-desa diharapkan dapat berkembang secara ekonomi tanpa mengabaikan pelestarian alam.
Kedua kementerian menyadari pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Dengan menggabungkan program ekonomi sirkular dan Proklim, diharapkan dapat tercipta model pembangunan desa yang holistik dan berkelanjutan.
Aksi Desa Tanpa Sampah: Langkah Nyata Menuju Desa Berkelanjutan
Sebagai implementasi MoU, telah diluncurkan Aksi Desa Tanpa Sampah pada Sabtu, 15 Februari 2024, di Desa Malaka, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Program ini melibatkan tujuh desa lainnya dan bertujuan untuk mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah, serta menerapkan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber daya baru.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang efektif dan efisien di tingkat desa. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan program ini dapat berjalan sukses dan dapat direplikasi di desa-desa lain di seluruh Indonesia.
Harapan Terwujudnya Indonesia yang Lebih Sehat
Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup, Rosa Vivien Ratnawati, menyatakan optimismenya bahwa jika program ini diterapkan di seluruh Indonesia, akan terwujud Indonesia yang lebih sehat. Pernyataan ini menekankan pentingnya peran serta semua pihak dalam menjaga kelestarian lingkungan dan membangun desa-desa yang berkelanjutan.
Program ini tidak hanya berfokus pada pengurangan sampah, tetapi juga pada peningkatan ekonomi masyarakat desa melalui pemanfaatan kembali sampah. Konsep ekonomi sirkular ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa.
Kesimpulan
Kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendes PDTT dalam mewujudkan desa berkelanjutan merupakan langkah penting dalam pembangunan Indonesia. Dengan menggabungkan program ekonomi sirkular, Proklim, dan Aksi Desa Tanpa Sampah, diharapkan dapat tercipta desa-desa yang mandiri, sejahtera, dan ramah lingkungan. Suksesnya program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat desa dan dukungan penuh dari pemerintah.