Kesadaran Warga DIY terhadap Bahaya Ikan Invasif Meningkat
Dinas Kelautan dan Perikanan DIY (DKP DIY) melaporkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya ikan invasif seperti ikan aligator dan sapu-sapu, ditandai dengan meningkatnya penyerahan ikan-ikan tersebut untuk dimusnahkan.

Yogyakarta, 18 Februari 2025 - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengamati peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya ikan invasif terhadap ekosistem perairan lokal. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya warga yang menyerahkan ikan-ikan berbahaya kepada pihak berwenang untuk dimusnahkan.
Ikan Invasif: Ancaman bagi Ekosistem DIY
Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pengawasan DKP DIY, Veronica Vony Rorong, menjelaskan, "Masyarakat semakin sadar bahwa ikan invasif seperti aligator dan sapu-sapu dapat merusak keseimbangan ekosistem perairan umum." Peningkatan kesadaran ini terbukti dari data penyerahan ikan invasif yang terus meningkat.
Pada tahun 2024, DKP DIY memusnahkan 31 ekor ikan predator yang diserahkan oleh masyarakat. Jenis ikan yang dimusnahkan meliputi 28 ekor ikan aligator, 2 ekor piranha, dan 1 ekor arapaima. Angka ini menunjukkan kepedulian warga terhadap kelestarian lingkungan perairan di DIY.
Tren positif ini berlanjut di awal tahun 2025. Sejak Januari, DKP DIY telah menerima enam ekor ikan invasif lagi. Rinciannya, tiga ekor ikan aligator (ukuran 70-80 cm) dan tiga ekor ikan sapu-sapu (ukuran 20-30 cm). Ikan-ikan ini berasal dari berbagai lokasi di DIY, termasuk dari sebuah hotel di Bantul, serta warga di Sleman dan Gunungkidul.
Sosialisasi dan Peraturan Terkait Ikan Invasif
DKP DIY telah gencar melakukan sosialisasi terkait larangan memelihara ikan predator atau invasif sejak tahun 2023. Sosialisasi ini didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 19 Tahun 2020. Permen KP tersebut melarang pemasukan, pembudidayaan, peredaran, dan pengeluaran jenis ikan yang membahayakan ekosistem perairan Indonesia.
Bahkan, pemanfaatan ikan predator atau invasif sebagai hiasan juga dilarang, kecuali untuk keperluan penelitian. Hal ini ditekankan untuk melindungi keanekaragaman hayati perairan lokal. Ikan aligator, misalnya, merupakan predator puncak yang dapat mengancam populasi ikan lokal dan mengganggu keseimbangan rantai makanan.
Pemusnahan Ikan Invasif dan Imbauan kepada Masyarakat
Setelah menerima penyerahan ikan invasif, DKP DIY langsung melakukan pemusnahan. Metode pemusnahan disesuaikan dengan ukuran ikan. "Untuk ikan kecil, kami gunakan minyak cengkeh. Sedangkan ikan besar membutuhkan teknik khusus," jelas Vony. Pihak DKP DIY siap memfasilitasi penjemputan bagi masyarakat yang ingin menyerahkan ikan invasif berukuran besar, seperti aligator gar dan arapaima yang dapat mencapai ratusan kilogram.
Yang terpenting, masyarakat tidak perlu khawatir akan sanksi karena menyerahkan ikan invasif kepada DKP DIY. Justru sebaliknya, tindakan ini sangat diapresiasi dan merupakan bentuk kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan. DKP DIY mengimbau kepada masyarakat yang masih memelihara ikan invasif untuk segera melapor dan menyerahkannya agar dimusnahkan dengan cara yang tepat.
"Jangan dilepasliarkan ke perairan umum," tegas Vony. "Karena dampaknya bisa merusak populasi ikan lokal." Meskipun belum ada data pasti mengenai jumlah warga yang masih memelihara ikan invasif, DKP DIY berharap kesadaran masyarakat akan terus meningkat dan kerjasama ini akan terus berlanjut untuk menjaga kelestarian ekosistem perairan di DIY.