Kompolnas Awasi Kasus Narkoba dan Asusila yang Libatkan Kapolres Ngada
Kompolnas turun tangan mengawasi penyelidikan kasus narkoba dan pelecehan seksual anak di bawah umur yang melibatkan Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, dengan jaminan proses hukum yang adil.

Jakarta, 3 Maret 2024 - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) sekaligus Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Budi Gunawan (BG), menyatakan bahwa Kompolnas akan secara aktif memantau proses penyelidikan kasus narkoba dan pelecehan seksual anak di bawah umur yang melibatkan Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pernyataan tersebut disampaikan BG saat ditemui di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Cawang, Jakarta Timur, Senin. Ia menegaskan, "Terkait dengan kasus Ngada, Kompolnas akan menurunkan tim untuk langsung mengawasi proses penanganan di sana."
Kasus ini mencuat setelah AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, Kapolres Ngada, ditangkap di sebuah hotel di Kupang, NTT, pada Kamis, 20 Februari 2024, karena diduga terlibat penyalahgunaan narkoba. Penangkapan dan pemeriksaan selanjutnya dilakukan di Mabes Polri. Selain kasus narkoba, Fajar juga diduga terlibat kasus asusila terhadap anak di bawah umur.
Kompolnas Pantau Penanganan Kasus
Kompolnas memastikan akan mengawasi ketat proses hukum yang berjalan. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan tidak ada intervensi dari pihak manapun dan proses berjalan secara adil. BG menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini.
Lebih lanjut, BG juga memastikan bahwa oknum aparat yang terlibat kasus pidana, termasuk narkoba, akan dikenai sanksi hukum yang lebih berat dibandingkan masyarakat umum. "Oknum yang terlibat akan mendapatkan sanksi hukum yang lebih berat karena selain hukuman pidana narkoba, mereka juga akan dikenai hukuman kode etik dan disiplin sesuai aturan di satuan masing-masing, baik itu Polri maupun TNI," tegas BG.
Komitmen Kompolnas untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam penanganan kasus ini diharapkan dapat memulihkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
Kronologi Penangkapan dan Dugaan Pelanggaran
Berbagai media massa telah memberitakan penangkapan Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja. Penangkapan dilakukan di Kupang, NTT, atas dugaan penyalahgunaan narkoba. Kombes Pol Henry Novika Chandra, Kabid Humas Polda NTT, telah membenarkan penangkapan tersebut dan menyatakan bahwa Fajar telah diperiksa di Mabes Polri.
Selain kasus narkoba, Fajar juga dihadapkan pada dugaan keterlibatan dalam tindakan asusila terhadap anak di bawah umur. Detail mengenai kedua kasus ini masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang.
Proses hukum yang sedang berlangsung ini menjadi sorotan publik dan mendapat perhatian khusus dari Kompolnas untuk memastikan penegakan hukum yang adil dan transparan.
Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas
Kasus yang melibatkan Kapolres Ngada ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum, khususnya di lingkungan kepolisian. Kompolnas, dengan pengawasannya, diharapkan dapat memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan aturan dan tanpa intervensi dari pihak manapun. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum.
Publik menantikan perkembangan lebih lanjut dari kasus ini dan berharap agar proses hukum dapat berjalan dengan adil dan transparan, memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.
Komitmen Kompolnas untuk mengawasi kasus ini diharapkan dapat memberikan jaminan proses hukum yang adil dan transparan, serta memulihkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.