KPAI Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Libatkan Anak dan Orang Tua
KPAI mendesak evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang melibatkan anak dan orang tua untuk memastikan program tepat sasaran dan mengatasi masalah stunting di Indonesia.
![KPAI Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Libatkan Anak dan Orang Tua](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191544.100-kpai-dorong-evaluasi-program-makan-bergizi-gratis-mbg-libatkan-anak-dan-orang-tua-1.jpg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia. Hal ini disampaikan Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, di Jakarta. KPAI menekankan pentingnya melibatkan anak-anak dan orang tua dalam proses evaluasi untuk memastikan program tersebut efektif dan tepat sasaran.
Peran Serta Anak dan Orang Tua dalam Evaluasi MBG
Jasra Putra menjelaskan bahwa isu stunting masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Target penurunan angka stunting sebesar 14 persen belum tercapai. Oleh karena itu, evaluasi program MBG menjadi sangat krusial. KPAI, sebagai bagian dari komitmen mewujudkan Indonesia Emas 2045, akan mengawasi pelaksanaan program MBG secara ketat. Dengan jumlah anak di Indonesia mencapai 30,2 juta jiwa, kualitas generasi muda sangat menentukan masa depan bangsa.
KPAI telah melakukan pengawasan ke berbagai sekolah, termasuk PAUD, SMP, SMA, madrasah, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dari pengawasan tersebut, ditemukan beberapa kendala dalam implementasi program MBG. Di Jakarta Timur misalnya, ditemukan keterlambatan distribusi makanan dari SPPG yang tidak sesuai jadwal sekolah. Selain itu, belum ada identifikasi anak-anak yang memiliki alergi makanan tertentu, yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka.
Perbedaan Implementasi MBG di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan
Sebaliknya, di Jakarta Selatan, pelaksanaan program MBG dinilai lebih baik. Hal ini disebabkan adanya peran ahli gizi dalam penyusunan menu makanan. Anak-anak di Jakarta Selatan juga mendapatkan edukasi gizi, termasuk informasi mengenai jumlah kalori dalam makanan yang mereka konsumsi. Perbedaan implementasi ini menunjukkan pentingnya pendekatan yang terintegrasi dan memperhatikan kebutuhan spesifik setiap daerah.
KPAI menyayangkan minimnya keterlibatan suara anak-anak dalam evaluasi program MBG, terutama di Jakarta Timur. Padahal, berdasarkan survei Kementerian Kesehatan 2023, konsumsi sayur dan buah masih menjadi tantangan bagi anak-anak Indonesia. Melibatkan anak-anak secara langsung akan memberikan perspektif yang berharga dan memastikan program MBG benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Rekomendasi KPAI untuk Peningkatan Program MBG
KPAI merekomendasikan agar pemerintah tidak ragu untuk melakukan evaluasi dan penyempurnaan program MBG secara berkala. Masukan dari anak-anak dan orang tua sangat penting untuk optimalisasi program. Dengan melibatkan mereka, program MBG akan lebih efektif dalam menjamin anak-anak mendapatkan gizi seimbang. Temuan-temuan KPAI telah disampaikan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan program ke depan.
Keterlibatan aktif anak dan orang tua dalam evaluasi program MBG akan memastikan bahwa program ini mencapai tujuan utamanya: mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesehatan generasi muda Indonesia. Evaluasi yang komprehensif dan partisipatif akan menghasilkan program MBG yang lebih efektif, efisien, dan berdampak positif bagi masa depan bangsa.
KPAI berharap agar pemerintah dapat segera menindaklanjuti rekomendasi ini dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan keberhasilan program MBG dalam jangka panjang. Program ini merupakan investasi penting bagi masa depan Indonesia, dan keberhasilannya bergantung pada komitmen dan kolaborasi semua pihak.