LPSK Beri Perlindungan Fisik dan Psikologis pada Tujuh Saksi Kasus Penembakan Bos Rental Mobil
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan perlindungan fisik dan psikologis kepada tujuh saksi kasus penembakan bos rental mobil di Tol Tangerang-Merak, termasuk pendampingan selama persidangan.

Jakarta, 19 Februari 2024 - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan perlindungan fisik kepada tujuh saksi dalam kasus penembakan bos penyewaan mobil yang terjadi di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Kamis, 2 Januari 2024. Perlindungan ini diberikan menyusul permohonan yang diajukan oleh para saksi tersebut. Kejadian ini telah menggemparkan publik dan menyita perhatian luas.
Wakil Ketua LPSK, Sri Nur Herawati, saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, 18 Februari 2024, menyatakan bahwa LPSK memberikan perlindungan fisik kepada tujuh saksi selama persidangan. "LPSK saat ini memberikan pelindungan secara fisik dalam persidangan," kata Sri Nur Herawati. Para saksi yang dilindungi antara lain Agam Muhammad Nasrudin, Rizky Agam Syahputra, Muhammad Isra, Syamsul Bachri (alias Jenggot), Samsul Bahri (alias Acung), Syamsul Bachri (alias Agus), dan Ramli.
Perlindungan yang diberikan LPSK tidak hanya terbatas pada aspek fisik. LPSK juga memberikan pendampingan psikologis kepada para saksi, mengingat trauma yang mungkin mereka alami akibat peristiwa tersebut. "Memberikan bantuan psikologis karena ada yang trauma dan kita berharap ya persidangan ini terus memberikan penguatan terhadap saksi dan korban," ujar Sri. Hal ini penting untuk memastikan agar para saksi dapat memberikan kesaksian mereka dengan tenang dan tanpa tekanan.
Pendampingan Hukum dan Dukungan Persidangan
Selain perlindungan fisik dan psikologis, LPSK juga memberikan edukasi kepada para saksi mengenai proses hukum yang sedang berlangsung. Sri menjelaskan bahwa LPSK memberikan pemahaman kepada saksi tentang pentingnya menyampaikan apa yang mereka lihat, dengar, dan ketahui selama kejadian tersebut. "Memberikan edukasi proses hukum bahwa saksi dan korban menerangkan apa yang dilihat, didengar, dan diketahui ataupun dialami sehingga bisa membantu perkara ini diungkap melalui kebenaran," jelas Sri. Tujuannya adalah untuk memastikan agar kesaksian mereka akurat dan dapat membantu mengungkap kebenaran.
LPSK juga memberikan dukungan penuh kepada para saksi selama persidangan. Pada sidang kedua yang berlangsung pada Selasa, 18 Februari 2024, LPSK hadir untuk memberikan dukungan dan memastikan agar para saksi dapat memberikan kesaksian tanpa tekanan atau intimidasi. "Ini sangat penting dan dibutuhkan di dalam pemeriksaan perkara sehingga kita lihat tadi bagaimana perlindungan saksi korban bisa dilaksanakan dan para saksi dan korban sudah menjelaskan tanpa tekanan, tanpa intimidasi," ucap Sri. Kehadiran LPSK diharapkan dapat menjamin keadilan dan integritas proses hukum.
Sri menambahkan bahwa ketujuh saksi tersebut merupakan orang-orang yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan mereka sangat penting untuk mengungkap kasus ini secara tuntas. Pendampingan yang diberikan LPSK merupakan bentuk komitmen untuk melindungi saksi dan korban, serta memastikan berjalannya proses hukum yang adil dan transparan.
Tiga Oknum TNI Didakwa
Kasus penembakan ini melibatkan tiga anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) dari Oditurat Militer II-07 Jakarta yang didakwa melakukan penadahan. Ketiga terdakwa adalah Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan. Selain pasal penadahan, Bambang Apri Atmojo dan Akbar Adli juga didakwa melanggar pasal 340 KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsider Pasal 338 KUHP Jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terkait pembunuhan berencana.
Perlindungan yang diberikan LPSK kepada para saksi merupakan langkah penting dalam memastikan keadilan dan transparansi dalam proses hukum. Kehadiran LPSK diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada para saksi untuk memberikan kesaksian yang jujur dan objektif, sehingga kebenaran dalam kasus penembakan ini dapat terungkap.
Proses hukum yang sedang berlangsung ini menunjukkan komitmen penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus penembakan ini dan memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya. Perlindungan saksi merupakan bagian integral dari sistem peradilan yang adil dan transparan.